Qabil dalam Jelmaan Manusia Modern Menurut Ali Syariati

Dalam konstruksi sejarah dan setting sosial yang dilakukan Ali Syariati, menghendaki kita untuk mengetahui karakteristik dari bentuk Qabil modern di mana yang dimaksudkan bukan pada sosok manusianya melainkan watak, sifat dan sistem.

Menurutnya karakter Qabil selalu menghiasi lorong ruang dan waktu sepanjang sejarah manusia dan tiada absen dari kehidupan sosial. Mengapa Ali Syariati melakukan itu? Tak lain dimaksudkan agar kita dapat menempatkan posisi, apakah kita berdiri dan berpegang pada Habil ataukah pelanjut dari Qabil.

Personifikasi pertama, adalah Qarun yang dalam sejarahnya digambarkan sebagai seorang yang miskin lalu memperoleh kekayaan lewat Nabi Musa karena dimintainya untuk dido’akan agar menjadi kaya.

Semua yang dikehendaki dapat dibeli, harta yang diperolehnya menjadikan dirinya lupa daratan dan buta hati. Tak sebatas itu, harta yang dimiliki menjadikan dirinya pelit, serakah, eksploitatif bahkan monopolistik.

Di era modern ini, karakter Qarun menjelma dalam sistem yang dikenal dengan kapitalisme di mana swasta memainkan peran penting dalam sistem perniagaan dan pasar.

Sejak mula munculnya merkantilisme (merchand=pedagang) lalu muncul konsepsi laissez-faire (pasar bebas) yang dipromotori oleh Adam Smith hingga revolusi industri yang meletus di Eropa dan sampai sekarang, kapitalisme selalu dapat menyesuaikan diri bahkan lebih masif lagi lewat pemaksimalan teknologi.

Kapitalisme dapat dikata sebagai sebuah sistem yang tahan banting karena mampu menyesuaikan dengan perubahan zaman. Diantara kehebatan kapitalisme ialah kemampuannya melakukan adaptasi.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...