Berbeda dalam Iman, Bersatu dalam Kemanusiaan

Ia sering mengutip; “Inna Diina Inda Allah Al-Islam”. Dengan sikap tunduk yang benar dan diakui Yang Maha Benar Yakni Allah. Ialah sikap pasrah hanyalah kepada kebenaran itu. Ia tegaskan bahwa pada dasarnya semua agama itu sama. Walaupun memiliki jalan yang berbeda-beda.
Namun, tujungannya sama dan satu (Setara). Dari cara berfikir itulah, ia menggali, mengembangkan dan memperkenalkan Visi Islam Indonesia ketingkat Internasional bahkan dunia.
Inilah yang ia sebut sebagai Islam Agama Universal (Rahmatan Lil’Alamin) yang harus menemtapkan kita setara dalam kemanusiaan. Karena dengan itulah kita telah menempatkan semua agama telah mempunyai Hak dan Status yang sama.
Tidak lagi lagi perbedaan apalagi tendensi sosial- horisontal antar sesama manusia. Karena kita setara maka menjadi keniscayaan Universal saling menjaga, menghormati dan menjunjung tinggi perbedaan (Toleransi).
Seirama dengan apa yang dipesankan Buya Syafii Maarif bahwa semangat Ke-Islaman harus senafas dengan Ke-Indonesiaan dan Ke-Manusiaan. Itulah, Islam yang benar, damai, Islam yang kontruktif dan Islam yang dapat mengayomi bangsa ini. Tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan lainnya. (Buya Syafii Maarif).
Ingat, Konsepsi Prualisme dan toleransi yang dikonsepkan oleh Cak Nur bukan hanya sekedar mengayu dalam gagasan semata akan tetapi saya menyebut sebagai kompas Candradimuka.
Karena itulah, ia telah aktualisasi secara rill dalam nafas pola pikir, laku maupun sikap kesehariaannya dalam berhubungan dengan sahabat-sahabat agama kristennya, hindu, budha dan lainnya.
Itulah kenapa, saya menyebut bahwa anak muda indonesia hari ini kita harus belajar pada sosok yang saya sebut sebagai Resonansi sekaligus Reformen Kemanusiaan sejati yang menyinari Api Islam, Keindonesiaan dan Kemanusiaan sekaligus Kemodernan bagi kita semua.
Cak Nur adalah guru dan teladanan kita semua, guru semua anak bangsa. “Selamat Marayakan Natal bagi sudara atau sudari kristiani". Semoga, damai suka cita meryertai kita semua dalam semangat kebangsaan, meretas jalan keadilan dan kemanusiaan yang setara. (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Jumat, 27 Desember 2024
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/12/jumat-27-desember-2024.html
Komentar