Ternate Dikepung Banjir, Apa yang Harus Dilakukan

Sehingga pada fase pasca banjir belum terbangun sikap dan upaya perencanaan tanggap bencana dengan merancang konsep ketahanan bencana terutama perbaikan infrastrtuktur drainase yang menjawab permasalahan banjir, rehabilitasi dan konservasi kali mati (barangka).

Dengan pendekatan partisipatif melalui program normalisasi daerah aliran sungai (DAS), sistem sanitasi yang mendukung kualitas ketahanan lingkungan terhadap bencana dan program rehabilitasi hutan dan lahan.

Sebagai kawasan resapan agar dapat mengurangi dan mengendalikan bencana banjir belum terukur secara memadai, sehingga setiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi pasti terjadi perisiwa banjir berulang.

Hal ini harus ada komitmen bersama baik pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat bersinergi untuk merumuskan bersama strategi tanggap bencana melalui pola kontigensi berbasis partisipatif.

Karena persoalan bencana adalah urusan bersama untuk mendukung upaya kebijakan pembangunan berbasis ketahanan bencana sekaligus mengurangi dampak peristiwa berulang.

Pengembangan Sumur Resapan, dan Program Biopori Solusi Tanggap Bencana.
Pemerintah Kota Ternate telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembuatan Sumur Resapan sebagai respon terhadap upaya peningkatan ketahanan bencana sekaligus menjaga pasokan air bawah tanah tetap stabil.

Program sumur resapan ini sebagai salah satu solusi pengendalian banjir ditengah tutupan hutan akibat ekspansi permukiman warga yang terus meluas dan tidak terkendali sehingga kawasan resapan air sebagai pengendali banjir menjadi terbatas.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...