Sherly Tjoanda Cerita Detik-detik Speedboat Meledak, Benny Laos Tenggelam 4 Menit

Benny Laos dan Sherly Tjoanda (ist)

Ternate, malutpost.com — Istri mendiang calon gubernur Maluku Utara, Benny Laos, Sherly Tjoanda menceritakan detik-detik saat speedboat Bela 72 yang mereka tumpangi meledak di Pelabuhan Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu pada Sabtu (12/10/2024).

Sherly menceritakan, saat peristiwa itu terjadi dirinya juga berada di dalam speedboat dan sempat bersama suaminya sebelum berjalan ke dalam kamar speedboat yang ada di depan untuk istirahat. Saat itu, speedboat dalam posisi masih pengisian bahan bakar minyak (BBM).

“Karena nunggu kelamaan saya masuk ke kamar istirahat dan saya ketiduran, pada saat saya bangun lagi mereka bilang udah isi BBM, BBM-nya tidak seperti biasanya, baunya berbeda agak nyengit, saya berpikir mau keluar, asisten saya bilang ibu di dalam aja di luar bau (BBM), akhirnya saya masuk di dalam, ngga setelah itu tiba-tiba kapal (speeboat) meledak saya kelempar di depan speedboat,” kata Sherly di samping jasad suaminya Benny Laos dalam video yang diterima malutpost.com, Selasa (15/10/2024).

Saat ledekan terjadi, lanjut Sherly, bagian depan speedboat terlepas, saat sadar dirinya sudah berada dalam air. Ia yang teringat suaminya hendak menyelam kembali ke kapal mencari suaminya, namun kaki kirinya tidak bisa bergerak. Dalam kondisi itu, ia langsung ditolong oleh sejumlah warga, sementara posisi speedboat dalam kondisi terbakar dengan sebagian bodinya sudah nyaris tenggelam.

Ia lalu dievakuasi ke Puskesmas Bobong, sementara suaminya dibawa ke Rumah Sakit Bobong. Sherly memaksa agar diantar ke RS bertemu suaminya yang sudah berada sejam lebih di RS.

“Saya tidak tenang dan minta diantar (ke RS) akhirnya 30 menit prosesnya agak lama, pokoknya setelah saya tiba Bapak (Benny Laos) sudah tiba,”ungkapnya.

“Waktu saya datang Pak Benny masih punya denyut jantung, saya berdoa meminta mukjizat saya panggil nama Tuhan saya merasa dia lahir sudah susah dia berusaha menjadi sukses dia hidup dengan keikhlasan hati, dia tidak pernah biking susah orang, dia suka bantu orang seadanya,”ujar Sherly.

Menurut Sherly, Benny Laos tenggelam sekitar 4 menit dari jarak kejadian awal ledakan. Dari kesaksian warga, lanjutnya, Benny Laos ditemukan sudah dalam posisi mengambang di atas air.

Sherly tak percaya suaminya meninggal di rumah sakit yang minim fasilitas. Dia berkali-kali memanggil nama suaminya yang terbaring di sampingnya itu dan berbisik nama anak-anaknya sembari berharap respon suaminya.

“Pak Benny dikasih oksigen dengan pompa-pompa, dia tidak punya inkubator, Pak Benny masih punya nadi tapi tidak bisa bernafas sendiri. Seandainya ada alat pecut jantung mungkin semuanya berbeda, ngga mungkin Pak Benny selesai (meninggal) di sini, saya pukul-pukul dia, saya sebut nama anak-anak tapi dokter bilang dia sudah tidak ada,”kata Sherly.

Dia mengaku sempat punya harapan, saat dihubungi oleh Hj. Robert yang akan mengirim pesawat darurat untuk membawa Benny ke Singapura. Namun, karena sudah malam dan tidak ada landasan memadai di Taliabu rencana tersebut ditunda esok hari.

“Saya tiba-tiba punya harapan, saya minta dokter pompa sampe kita naik helikopter, tapi tiba-tiba telepon lagi karena sudah gelap dan Taliabu tidak punya landasan yang layak akhirnya kemungkinan besok, dan kalau 15 jam dengan pompa seperti ini tidak mungkin dan Pak Benny mulai mengeras dan muka mulai membiru, akhirnya setelah dipompa 3 jam dokter bilang udah ngga bisa,”tandas Sherly. (fan)

Komentar

Loading...