Gig Economy: Masa Depan atau Sumber Ketidakpastian Ekonomi

Hal ini menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk bekerja penuh waktu seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan mereka yang mencari penghasilan tambahan.
Dengan fleksibilitas kerja, gig economy memberikan kesempatan para pekerja untuk tetap dapat bekerja tanpa meninggalkan kewajiban lainnya. McKinsey menyebutkan bahwa fleksibilitas kerja menjadi alasan bagi 20% pekerja di Asia Tenggara termasuk Indonesia untuk masuk ke dalam gig economy.
Gig Economy merupakan jawaban untuk angkatan kerja yang selama ini tidak dapat memasuki sektor formal. Dalam ekosistem gig economy, angkatan kerja yang mempunyai tingkat pendidikan rendah dan tidak mempunyai keterampilan khusus memiliki kesempatan mendapatkan pekerjaan sebagai pengemudi, pengantar barang, dan pekerja lepas di berbagai platform digital.
Pada 2021, Organisasi Buruh Internasional menyampaikan bahwa gig economy membuka kesempatan bagi pekerja terutama kalangan anak muda dan kelompok rentan lainnya untuk mendapatkan penghasilan.
Sebagai bagian dari sektor informal, gig economy menjadi sektor baru yang cukup menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih tingi lagi. Perluasan pasar tenaga kerja, peningkatan produktivitas, dan saluran penghasilan yang baru dapat diciptakan oleh gig economy.
Sektor informal menjadi sektor yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu sebesar 61,97% PDB Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Tantangan Gig Economy di Indonesia
Seperti melihat dua sisi koin, gig economy tidak hanya menawarkan berbagai peluang yang menjanjikan bagi angkatan kerja, tetapi juga memunculkan berbagai tantangan yang perlu dikelola dengan baik agar menjadi masa depan perekonomian masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar