Site icon MalutPost.com

Kontestasi Pilkada Kota Ternate 2024

Oleh: M. Rusdy Namsa, S.IP,.M.Si
(Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara)

Pilkada Kota Ternate 2024 menjadi fokus utama dalam diskusi politik lokal, mengingat kota ini memiliki sejarah panjang dalam persaingan politik yang dinamis.

Kontestasi ini tidak hanya melibatkan partai-partai politik besar.Berdasarkan data dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah pemilih pemula yang mencapai 30% dari total pemilih terdaftar (Bawaslu, 2023).

Ini menunjukkan adanya perubahan demografis yang signifikan dan potensi perubahan suara yang dapat memengaruhi hasil Pilkada.

Penting untuk dicatat bahwa kontestasi Pilkada 2024 di Ternate tidak hanya berkaitan dengan siapa yang akan terpilih, tetapi juga bagaimana calon-calon tersebut merepresentasikan isu-isu lokal. Isu-isu seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur menjadi perhatian utama bagi warga.

Sebagai contoh, calon walikota yang berhasil mengusung program-program pro-rakyat dalam kampanyenya, seperti peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, akan memiliki daya tarik yang lebih besar (Yusuf, 2023). Ini menunjukkan bahwa pemilih semakin cerdas dan kritis dalam menentukan pilihan.

Selain itu, pengaruh teknologi informasi dalam kampanye politik juga patut dicatat. Media sosial telah menjadi alat penting bagi calon untuk menjangkau pemilih, terutama generasi muda.

Baca Halaman Selanjutnya..

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sekitar 70% pemilih di Ternate menggunakan media sosial sebagai sumber informasi politik (KPU, 2023). Hal ini memberikan peluang bagi calon untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih dan membangun citra positif.

Namun, kontestasi ini tidak lepas dari tantangan, seperti potensi politik uang dan praktik kecurangan yang dapat merusak integritas pemilihan. Pengawasan yang ketat dari Bawaslu dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mencegah praktik-praktik tersebut.

Dalam konteks ini, peran organisasi masyarakat sipil untuk memonitor jalannya pemilu menjadi sangat krusial (Nugroho, 2023). Mereka dapat berkontribusi dalam memperkuat demokrasi lokal melalui advokasi dan penyuluhan kepada masyarakat.

Hasil dari kontestasi ini akan sangat menentukan arah pembangunan Kota Ternate ke depan. Pemimpin baru diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, serta mengimplementasikan program yang berkelanjutan dan inklusif.

Dengan memanfaatkan momentum Pilkada ini, masyarakat Ternate diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam proses demokrasi yang lebih baik dan transparan.

Edukasi Pendidikan Politik
Edukasi politik di Kota Ternate menjadi salah satu komponen penting dalam meningkatkan kesadaran politik masyarakat. Masyarakat yang teredukasi dengan baik akan mampu memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses demokrasi.

Baca Halaman Selanjutnya..

Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), hanya sekitar 40% masyarakat Ternate yang merasa paham mengenai isu-isu politik lokal (LSI, 2023). Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih untuk meningkatkan literasi politik di kalangan warga.

Program-program edukasi politik yang dilakukan oleh berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah menjadi langkah awal yang positif.

Misalnya, kegiatan sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU di sekolah-sekolah dan komunitas lokal. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang proses pemilu dan pentingnya suara mereka.

Selain itu, pelibatan tokoh masyarakat dan pemuda dalam kegiatan tersebut juga dapat memberikan dampak positif, karena mereka dapat menjadi agen perubahan yang mempengaruhi orang lain di sekitarnya.

Namun, tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan edukasi politik di Ternate adalah kurangnya sumber daya dan akses informasi. Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan organisasi masyarakat sipil untuk bekerja sama dalam menciptakan platform informasi yang mudah diakses.

Misalnya, penggunaan teknologi informasi untuk menyebarkan informasi politik yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat, seperti aplikasi mobile atau website resmi yang menyediakan informasi pemilu dan pendidikan politik.

Baca Halaman Selanjutnya..

Di samping itu, program pendidikan politik juga harus melibatkan elemen budaya lokal. Mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam edukasi politik dapat membuat materi lebih relevan dan menarik bagi masyarakat.

Sebagai contoh, menggandeng seniman lokal untuk menyampaikan pesan-pesan politik melalui seni dan budaya dapat menjadi cara efektif untuk menyebarkan kesadaran politik (Sari, 2023).

Pendekatan ini dapat meningkatkan daya tarik dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya partisipasi dalam politik. Akhirnya, edukasi politik yang efektif diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih kritis dan berdaya.

Masyarakat yang teredukasi akan lebih mampu menilai calon pemimpin dan program yang ditawarkan, serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang lebih baik bagi masa depan Kota Ternate.

Dengan demikian, pendidikan politik tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat untuk saling mendukung dan berkolaborasi.(*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 19 September 2024
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/09/kamis-19-september-2024.html

Exit mobile version