(surat kecil untuk kandidat gubernur)

“Ada Hantu di Tabalik”

Sungguh miris!, pertanyaan kemudian muncul, jalan ini tara bisa dialihkan? Kenapa tanjakan ini talalu tinggi? Kiapa tarada pembatas jalan? Kiapa tarada pengaman di sisi tanjakan ini? Apa masyarakat dituntut untuk hati-hati? Sudah, masyarakat sudah sangat hati-hati.

Ataukah pemerintah dengan anggaran yang tersedia itu bisa menyulap untuk mengalihkan tanjakan ini? Atau, lebebae gusur gunung ini sudah, biar rata, biar lebe aman. Please!

Apa yang yang tidak bisa? Tentu sangat bisa. Toh, kariawan di sini banyak, berjumlah puluhan ribu, mereka dengan susah payah membayar pajak kerja, yang sangat lumayan.

Lalu masyarakat juga membayar pajak kendaraan, pajak usaha, PBB, dan deretan pajak dan pemasukan yang lain, tentu telah masuk ke daerah, juga lumayan.

Karena itu, tolong, perhatikan itu tanjakan tabalik. Sebelum setiap hari makan korban, anak-cucu kelak akan tabola-bale tarus, luka-luka tarus.

Atau, kalau dong bolom mau faduli, maka  tulisan ini saya hanya tujukan kepada tiang-tiang baliho yang anda tancapkan di ujung tanjakan tabalik yang, kapan saja bisa menjadi “rotan di kaki anda, juga kepala”.
Terima kasih.(*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Selasa, 10 September 2024
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2024/09/selasa-10-september-2024.html

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...