LPPM ITB Antisipasi Bahaya Banjir Berbasis Komunitas Lewat Program Pengabdian di Desa Titigogoli

Masyarakat Institute Teknologi Bandung (LPPM ITB) menggelar penguatan kapasitas masyarakat dan sistem peringatan dini.

Daruba, malutpost.com – Sebagai upaya mengatasi terjadinya banjir di wilayah pesisir, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB) melalui Program Pengabdian Masyarakat Bottom-Up, menggelar penguatan kapasitas masyarakat dan sistem peringatan dini banjir berbasis komunitas di Desa Titigogoli, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Dalam program pengabdian itu, tim pelaksananya diketuai oleh Mohammad Farid, Ph.D. dari Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut (PPWPL) Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan melakukan kunjungan secara langsung ke Desa Titigogoli pada Kamis, 29 Agustus 2024 dalam rangka pertemuan dengan masyarakat.

“Masyarakat adalah elemen pertama yang terkena dampak dan menjadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan banjir. Sehingga perlu ada penguatan untuk meningkatkan kapasitas dalam menghadapi banjir dan memperkuat sistem peringatan dini di Desa Titigogoli,” ujar Mohammad Farid.

Lanjut Farid, program dengan melibatkan komunitas dalam membangun sistem ketahanan bencana yang lebih kuat merupakan tujuan utama program ini. Kegiatan ini juga merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya, yang mendapatkan respon positif dari warga dan menegaskan pentingnya penguatan mitigasi bencana.

“Kajian risiko banjir yang dilakukan ITB mengungkapkan sebagian besar wilayah Desa Titigogoli termasuk dalam kategori risiko tinggi dengan ketinggian banjir di atas 1,5 meter, terutama di sekitar sungai. Sisanya berada dalam kategori risiko sedang dengan ketinggian banjir sekitar 0,75 hingga 1,5 meter. Temuan ini menuntut perhatian serius dari berbagai pihak untuk segera melakukan mitigasi. Jadi untuk mendapatkan hasil yang baik, penting dilakukan sinergi antara akademisi ITB dan masyarakat Desa Titigogoli,” katanya.

Menurutnya, hasil kajian tersebut telah disampaikan kepada warga yang berpotensi terdampak. Untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif dan tepat sasaran, ITB bersama warga berdiskusi dan menyusun langkah-langkah pengurangan risiko banjir. Peta risiko yang telah dibuat sebelumnya kini dilengkapi dengan informasi penting seperti lokasi titik evakuasi, fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan termasuk jalur evakuasi. Dengan demikian, peta tersebut menjadi panduan yang utuh dan andal.

“Selain memperkuat kapasitas masyarakat, ITB telah membangun sistem pendukung dalam pengoperasian peringatan dini banjir. Sebelumnya, sistem ini bergantung pada listrik desa yang sering mengalami gangguan saat banjir besar, sehingga menghambat operasional. Sehingga ITB tingkat sistem memanfaatkan energi surya. Jadi tidak hanya menjawab tantangan di lapangan, tetapi juga mendukung gerakan penggunaan energi terbarukan di Indonesia,” jelasnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat dari ITB ini mendapat respon positif dari pemerintah desa dan masyarakat setempat. Mereka berharap agar kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut di Desa Titigogoli. “Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran tim ITB juga berharap program ini terus berlanjut dalam menyelesaikan berbagai masalah keairan lainnya bersama masyarakat,” kata Kepala Desa Titigogoli, Robi Toni.

Di akhir kegiatan dilakukan penyerahan cendramata dari LPPM ITB dan buku Mengenal Lebih Dekat dengan Risiko Banjir, yang diharapkan dapat membantu warga lebih memahami bahaya banjir dan melakukan tindakan pencegahan serta pengurangan risiko sejak dini. (cr-05/pn)

Komentar

Loading...