Tetaplah di Jalan Dakwah

Sebab menurut Hasan Hanafi revolusi sosial hanya dapat terwujud jika terjadi revolusi dalam diri dan itu diawali dengan revolusi tauhid. Seorang kader harus menjadi pendakwah dalam mewujudnyatakan nilai-nilai islam dalam bingkai komitmen kebangsannya.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memiliki komitmen asasi ke-Indonesiaan, ke-Islaman dan kemahasiswa, bagi kader-kader seharusnya mampu memaknai Sejarah Peradaban Islam dan Sejarah Perjuangan HMI dalam konteks dakwahnya.
Lantas apa yang didakwahkan para kader? Dalam konteks inilah situasi ke-Indonesia, ke-Islaman dan ke-Mahasiswaan, atau meminjamn bahasa Muhammad Jusrianto selaku Sekjed PB HMI, Tri-Komitmen HMI dimaknai sebagai modal dakwa para kader.
Artinya kader HMI mendakwahkan pikirannya sebagai bentuk pengejewantahan pertanggungjawaban keintelektualan dari seorang kader. Maka sudah sepatutnya kader HMI dalam eksistensinya selalu dalam kultur akademik, memperkuat basis intelektual, mereformula metodelogi serta konkritisasi ideologi perjuangan.
Kader HMI dengan trilogi komitmen itu harus dan memang semestinya mampu melahirkan transformasi sosial kearah yang lebih baik melalui perjuangan kader. Ketiganya menjadi instrumen diagnosa, pisau analisa serta barometer dalam proteksi perubahan sosial masyarakat.
Setiap kader harus menjadi intelektual profetik serta dapat memaknai dirinya sebagai insan-insan pilihan yang melanjutkan misi suci para nabi dan para syuhadah yakni keillahian, kemanusiaan dan pembebasan dalam memperjuangan tegaknya nilai Islam yang menjadi rahmatan lill’alamin.
Memahami HMI sebagai Jalan Dakwah adalah ikhtiar penulis, sehingga dalam berjalannya waktu, kita tidak terjebak pada, diskursus, polemik serta intrik kekuasaan dalam ber-HMI.
Terakhir sebagai refleksi diri seorang kader ditengah dinamikan himpunan yang kita cintai bersama ini, penulis menaruh harapan besar akan spirit perjuangan yang tak sepaputnya padam.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar