Indonesia (C) Emas 2045

Generasi z selalu digembar-gemborkan sebagai ujung tombak untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045. Faktanya, generasi z justru menjadi generasi yang paling rentan.
Meminjam bahasa Guru Gembul, generasi z justru menjadi generasi terkutuk, karena harus menanggung beban-beban dan harapan-harapan terusan dari generasi-generasi sebelumnya.
Kesediaan lapangan kerja dari tahun ke tahun semakin sempit. Ketidakselarasan antara tingkat tenaga kerja yang pensiun dan yang mencari lowongan pekerjaan kelihatan sangat timpang secara statistik.
Revolusi industri juga memungkinkan tenaga kerja yang tidak kompetitif, tersingkirkan. Itu belum terhitung dengan kehadiran teknologi robotik yang tentunya tidak memerlukan tenaga manusia. Kebutuhan tenaga kerja manusia menjadi tereduksi dengan alasan efisiensi dan produktifitas.
Di sisi lain, tes untuk mengukur prestasi sekaligus evaluasi terkait kurikulum pendidikan yang diterapkan pada negara-negara di dunia, yakni Program Penilaian Pelajar International (PISA/ Programme for International Student Assessment) yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Menunjukkan anak 15 tahun Indonesia (generasi z), konsisten berada di posisi bawah, sejak keikutsertaannya pada tahun 2000. Sementara untuk meningkatkan angka itu, dibutuhkan pendidikan.
Namun biaya pendidikan juga mahal. Indonesia menjadi negara dengan biaya pendidikan paling mahal kedua di dunia (setelah Hong Kong), sementara pemerintah menuntut wajib pendidikan 12 tahun.
Masalah lainnya, jumlah perguruan tinggi yang jauh lebih banyak disbanding negara-negara yang jumlah penduduknya jauh di atas Indonesia. Sekedar diketahui bahwa berdasarkan data yang dilansir oleh PDDikti tahun 2023, jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.523.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar