Teropong Mahasiswa: Antara Kutukan Sumber Daya Alam dan Nahkoda Baru

Operasi industri pertambangan dan hilirisasi nikel yang pesat, kemiskinan kolektif justru semakin membesar dan mendalam. Merujuk data Badan Pusat Statistik peningkatan angka kemiskinan justru terjadi lebih tinggi diwilayah operasi pertambangan dan hilirisasi nikel.
Semisalnya Halmahera Tengah indeks kemiskinan sebesar 1,36 poin di tahun 2022 meningkat 1,80 poin di tahun 2023 selain itu juga Masyarakat lingkar tambang PT IWIP menghadirkan dua petaka besar.
Ruang-ruang hidup warga didarat dan dilaut beserta kehidupan layak telah dirampas, dan diperlakukan sebagai medan akumulasi keuangan.
Di sisi lain, warga dipaksa, warga dipaksa untuk menerima konsekuensi dari bencana-bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, kekeringan hingga kehilangan mata pencaharian yang layak bagi kemanusiaan ini menjadi sebuah acuan dasar bagaimana wilayah Maluku Utara berada pada titik darurat.
Menimbang berbagai sisi tersebut, kehadiran pertambangan yang ada di wilayah Maluku Utara serupa dengan penaklukan atas nama investasi dan hilirisasi.
Operasi pertambangan yang terjadi di wilayah Maluku Utara saat ini menjadi prosesi ketimpangan yang dihadapi oleh masyarakat dan seluruh ekosistem di Maluku Utara, kehadiran pertambangan yang difasilitasi penuh oleh negara menegaskan fenomena ini sebagai kejahatan korporasi yang melibatkan (state-corporate crime).
Oleh sebab itu diharuskan peranan serta bentuk kritik yang oleh Mahasiswa Maluku Utara untuk dapat mengkritisi serta mengevaluasi kembali segala bentuk permasalahan dan KUTUKAN SUMBER DAYA ALAM yang akhir-akhir ini dihadapi.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar