Mencari Karakter Ideal Calon Pemimpin

Dari beberapa figur yang intens berkonsolidasi, tentu semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing namun semua berpotensi untuk memimpin daerah ini.
Maka banyak faktor yang perlu dilihat sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk memberikan dukungan terhadap salah satu bakal calon.
Kembali pada hasil survei saat berdialog dengan masyarakat, mereka menyampaikan bahwa identitas dan pendekatan emosional tidak lagi masuk kriteria khusus untuk memilih pemimpin.
Mereka lebih sepakat dengan pemimpin yang memiliki dampak langsung dengan masyarakat dan tau apa yang mereka butuhkan.
Kurang lebih ada tiga hal penting dalam melihat calon pemimpin ideal kita tanpa melibatkan subjektifitas dan lain sebagainya. Pertama, membedah karakteristik dan personal brand yang di bangun semasa menjadi menjadi pejabat juga tidak jadi pejabat.
Bagaimana karakteristik mereka yang sesungguhnya. Kedua, melihat track record, apa yang telah dibuat selama ini untuk maluku utara dan catatan buruk apa yang mereka tinggalkan.
Ketiga adalah melihat visi misi dan tawaran gagasan apa yang Ia bawa, langkah strategis apa yang di tawarkan untuk menjawab setiap problematika yang terjadi di maluku utara dalam skala prioritasnya.
Sebagai penutup saya mengutip kata pendiri GMKI Johannes Leimena “Politik bukan alat kekuasaan melainkan etika untuk melayani”. (*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. kamis, 8 Agustus 2024.
Komentar