Mencari Karakter Ideal Calon Pemimpin

Seperti kata Alexander The Great “Saya tidak takut pada pasukan singa yang dipimpin oleh seekor domba; saya takut pada pasukan domba yang dipimpin oleh seekor singa.

Karena Pemimpin yang buruk dapat melemahkan dan membuat demoralize pasukan yang terkuat sekalipun”. Realitas ini, memberikan rasa “Trauma” terhadap masyarakat dan anjloknya rasa percaya terhadap pejabat kita karena etika dan moralitas yang buruk dari pemimpin kita.

Kondisi tersebut dinamakan sebagai “Kepemimpinan Destruktif”. Dalam penelitian Einarsen et al. (2007) memberikan definisi sederhana tentang “Kepemimpinan Destruktif” merupakan perilaku seorang pemimpin yang menciderai Visi organisasi atau daerah yang dipimpinnya secara sistematis dan berulangkali  dengan mensabotase hak orang lain dan menyalahgunakan wewenangnya.

Seakan belum terobati luka masyarakat akibat korban janji yang akhirnya tidak terealisasi, sekarang kita menatap tahapan pilkada serentak Tahun 2024 yang akan diselenggarakan bulan november mendatang.

Semua bakal calon mulai menggalang dukungan melalui komunikasi politik untuk mendapatkan rekomendasi. Intrik politik melalui tagar-tagar mulai bermunculan.

Komunitas-komunitas sebagai media penggerak mulai terbentuk untuk meraih dukungan pada perhelatan nanti. Terlihat secara tiba – tiba beranda FYP Tiktok ramai dengan Video bakal calon yang sedang berpose dengan Gimick politik nya masing-masing.

Dalam kompetisi yang sengit ini tentu akan melanggengkan segala cara untuk mencapai hasrat politik mereka. Sebagaimana teori marhievelli bahwa “Untuk memenangkan kontestasi politik.

Seorang pemimpin harus siap menggunakan berbagai taktik, termasuk manipulasi dan tipu daya,jika perlu. Ia percaya bahwa keberhasilan politik sering memerlukan tindakan yang tidak etis”.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...