Kepsek SMA Negeri 2 Kota Ternate Akui Gunakan Laboratorium Sebagai Ruang Kelas

Ternate, malutpost.com -- SMA Negeri 2 Kota Ternate, Maluku Utara memanfaatkan ruang laboratorium sebagai ruang kelas siswa.
Hal ini diakui langsung oleh kepala sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Ternate, Kandacong. Ia mengatakan, saat itu animo siswa baru yang masuk ke SMA Negeri 2 sangat tinggi sehingga dirinya mengambil kebijakan menggunakan ruang praktek.
"Saya waktu itu sudah tanya guru-guru kenapa laboratorium digunakan. Tapi karena animo siswa baru yang masuk ke SMA Negeri 2 Kota Ternate tinggi sehingga kebijakan waktu itu, kita buka ruang praktek,"aku Kandacong kepada malutpost.com, Kamis (11/7/2024).
Ia menyebut, penggunaan laboratorium itu dengan harapan akan diusul ke Dikbud Maluku Utara agar ada penambahan ruang kelas baru. Lanjut Kacandong, pihaknya juga sudah menyampaikan usulan itu ke tim dari Dikbud Maluku Utara saat meninjau SMA Negeri 2 Kota Ternate.
"Karena kita menggunakan laboratorium dan animo masyarakat seperti ini. Jadi beliau (Kadikbud) bilang akan diusulkan ke pusat tahun 2025,"ujar Kandacong.
Dengan kondisi seperti itu, maka salah satu ruang kelas yang lama akan dibongkar untuk dijadikan kelas baru. Sementara diketahui, jumlah siswa baru yang masuk SMA Negeri 2 Kota Ternate tahun 2024 sebanyak 432 orang. Total ini terdiri dari 12 kelas.
Kandacong menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke Dikbud Maluku Utara dan sudah setujui dengan harapan, akan ada intervensi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penambahan ruang kelas baru.
"Tahun lalu juga membludak ada 12 kelas. Nah, tahun ini 12 kelas juga dengan jumlah siswa 432 orang,"sebutnya.
Diketahui jumlah siswa SMA Negeri 2 Kota Ternate secara keseluruhan sebanyak 1.200 sekian.
Sebelumnya, Ombudsman Maluku Utara menemukan ada beberapa sekolah yang menggunakan lab praktek siswa sebagai ruang kelas. Salah satunya SMA Negeri 2 Kota Ternate.
Padahal menurut Pjs Kepala Ombudsman, Akmal Kadir, berdasarkan ketentuan sebenarnya hal itu tidak bisa dilakukan.
"Karena lap dikhususkan untuk praktek. Kalau seperti itu, maka dapat mengganggu proses belajar siswa. Ini akan membuat siswa tidak nyaman menerima proses pembelajaran," kata Akmal belum lama ini.(nar/aji)
Komentar