Ternate, malutpost.com — Tindakan ajudan Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara yang akrab disapa Brigpol Cale terus menuai sorotan.
Itu karena Brigpol Cale diduga melakukan penganiayaan terhadap Hardi atau yang akrab disapa Don Jao saat pertemuan di kantor Bupati Halmahera Barat.
Korban Hardi diduga dipikul di depan Bupati Halmahera Barat, James Uang, Kadis Perindag Halmahera Barat dan masyarakat pada, Senin, 24 Juni 2024.
“Sangat fatal tindakan preman yang dilakukan oleh oknum polisi tersebut di Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-78. Harusnya Brigpol Cale menunjukkan sikap kepolisian sebagai pengayom, pelindung dan pelayanan,”ungkap praktisi hukum Maluku Utara, Arfius Nurdin, Selasa (25/6/2024).
Apalagi, sambung Arfius, korban adalah masyarakat yang mempertanyakan terkait kebutuhan mendasar atau problem yang dialami masyarakat Kabupaten Halmahera Barat menyangkut kelangkaan BBM.
Baca halaman selanjutnya…
“Harusnya menjadi seorang polisi itu menjadi pengayom serta menjembatani apa yang disampaikan masyarakat ke pejabat publik. Dalam artian ke bupati dan jajaran. Kalaupun korban itu melakukan penyerangan fisik kepada bupati barulah sebagai ajudan melindungi, tapi ini kan penyampaian keluhan,”tegasnya.
Sebagai warga negara yang junjung tinggi demokrasi Indonesia, Arfius menegaskan Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol. Midi Siswoko harus memberikan sanksi tegas kepada Brigpol Cale.
“Anggota yang tidak menjunjung tinggi tugas pokok Polri seperti ini. Harus diberikan sanksi tegas supaya ada efek jera bagi polisi yang lain,”tegas Arfius mengakhiri.
Untuk diketahui, insiden tersebut terjadi Senin (24/6/224) sekitar pukul 15.50 WIT.
Tindakan ini terjadi saat Hardi bersama masa aksi hering dengan Bupati Halbar, James Uang dan sejumlah pejabat terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kantor Bupati Halbar.
Baca halaman selanjutnya…
Saat itu, Hardi menyampaikan keluhan masyarakat soal minyak tanah di depan Kadis Perindag Halbar.
Namun, James Uang selaku Bupati Halmahera Barat tiba-tiba meminta Hardi dengan paksa supaya keluar dari ruangan hering.
Hardi yang mendengar itu langsung menolak lantaran aspirasinya belum selesai disampaikan.
Melihat hal tersebut, oknum polisi yang akrab disapa Cale selaku ajudan Bupati lalu mendorong Hardi keluar sehingga suasana pun menjadi tegang.
Sesampainya di depan pintu keluar, Hardi ditarik dan dipukul bahkan diinjak meski sudah terjatuh di lantai.(one/aji)