Rekonstruksi Jejak Peradaban IsIam Kampung Tua pulau Ambatu Wilayah Kesultanan Bacan
Oleh: Sahib Munawar. S. Pd,I.M.Pd
(Akademisi)
Kampung Tua Ambatu adalah salah satu pulau terkecil yang terletak di wilayah Bacan berhadapan dengan pulau Mandioli Utara, pulau terkecil ini mempunyai rekam jejak peradaban Islam yang tidak di gubris dalam buku sejarah peradaban IsIam. Seperti sejarah masuknya IsIam di Nusantara dari pulau Jawa sampai Maluku dan Maluku Utara.
Sejarah mengenai Islamisasi di kepulauan Maluku dan Maluku Utara masih terus di kaji oleh sejarawan tentang masuknya IsIam di wilayah ini salah satunya adalah Mailoa, bahwa Islam berkembang di Maluku Utara di duga berasal dari Malaka, kalimantan dan Jawa, meskipun demikian perlu kiranya dicatat bahwa IsIam masuk di Maluku dan Maluku Utara sekitar abad 14 seperti yang terkandung dalam tradisi lisan bahwa Raja Ternate ke XII akrab dengan pedagang Islam.
Berdasarkan hal tersebut bisa dibilang bahwa IsIam masuk melalui jalur cina dan bukan jalur Selat Malaka. Pada Abad ke 15 M Ternate menjadi pusat kekuatan utama penghasilan rempah-rempah.di antara kerjaan besar lainnya seperti Tidore, Jailolo, Bacan. Ternate menjadi pusat Memimpin aliansi kerajaan tersebut.
IsIam mencapai Maluku pada pertengahan abad ke 15 Masehi tahun 1460 Raja Ternate Vongi Tidore telah masuk Islam dan mengambil istri dari seorang keturunan bangsawan Jawa namun Raja Ternate betul-betul memeluk IsIam adalah Zainal Abidin ( 1486-1500 M) Raja ini belajar IsIam di Giri dari sinilah Penyiaran IsIam dilakukan di seluruh Maluku dan Maluku Utara.
IsIam di Maluku dan Maluku Utara yang berkaitan andil dengan saudagar Arab, india dan samudera Pasai pada abad 14 M di sinyalir sebagai tonggak awal IsIam diterima sebagai agama resmi di Ternate selain Ternate juga, kerajaan Tidore, Jailolo, Bacan, diantara kerajaan tersebut Ternate merupakan pusat strategis perdagangan terbesar.
Kerajaan kerajaan besar tersebut telah menyebarkan dan mengembangkan paham yang ber tendensi religi dan kultural salah satunya adalah konsep Tauhid yang disebut Risallahtul Rasul ( Keimanan Islam) . Islamisasi dan Perdagangan merupakan persoalan yang terus diperbincangkan, Islamisasi dan Perdagangan saling berkaitan ibarat dua mata uang yang tidak bisa dipisah pisahkan.
Meskipun hal ini para sejarawan saling berbeda pendapat mengenai IsIam dan perdangangan seperti sejarah Masuknya IsIam di Nusantara , beragam versi ada yang menyebutkan abad XIII Abad XIV M dan seterusnya. Hal ini menggambarkan bahwa perdangangan di wilayah Nusantara ini jau sebelum IsIam berkembang.
Seharusnya IsIam itu tumbuh berkembang sejak masa itu namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa proses perdangangan berlangsung telah memperkuat ekstensi IsIam di Nusantara. Tauhid Risallahtul Rasul ( keimanan Islam) diyakini penuh bahwa penerus pembawa Risalah itu melalui Syeh Muhammad Noh Bin Jafar Sadik yang merupakan cicit Rasulullah SAW.
Kemudian meneruskannya hingga ke Tahane (Dauri) pulau makiang untuk nantinya dilakukan syiar ke tempat atau kawasan yang lebih luas di pulau Bacan misi syiar kemudian dijalankan dengan baik.Said Muhammad Noh Bin Jafar Sadik pun melakukan asimilasi atau pernikahan dengan seorang perempuan di Tahane Dauri.
Hasil pernikahannya, melahirkan seorang anak laki- laki tertua dari tiga orang bersaudara laki-laki lain yang kemudian diberi nama Said Husen Muhammad Al Bakir.Said Husen Muhammad Al Bakir, diberikan amanah oleh bapaknya agar kelak dikemudian hari, tetap menjalankan amanah titipan wasiat kakeknya,Syah Muhammad Noh Bin Jafar Sadik, yakni menyiarkan agama Islam.Oleh karena itu,Said Muhammad Al Bakir diminta ayahnya untuk menetap di pulau Mara.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar