Menghamba

Aku dengan cepat mengakhiri percakapan ini, lalu pergi. Toh, aku kesini bukan untuk menerima tantangan dari teman-temanku tetapi karena ketidaksengajaan ku memilih mampir dan melepas kekalutan di benak dimana kekalutan itu berasal dari sesosok wanita yang aku cintai dan kini tengah ku perjuangkan hubungan ku bersama dia menuju ke arah yang lebih serius. Saking cintanya aku kepada sosok wanita tersebut, tak pernah aku membayangkan berikan mimpi buruk baginya hanya karena menuruti nafsu sesaat ku saat ini.

“Maaf mba, saya harus pamit,”ucapku sambil menjauh dan pergi meninggalkan ketiganya.

Dalam perjalanan pulang, aku mencermati kembali percakapan singkat ku dengan Nadia, Melinda dan Berlian.

Aku sadar bahwa Amanda, Melinda dan Berlian adalah barisan orang-orang yang dalam posisi tidak berhak memilih pekerjaan sesuai kehendak hati melainkan karena keterpaksaan karena kondisi hingga keterjebakan yang berkelanjutan.

Ketiganya memiliki senyuman yang manis, kulit putih hingga bentuk tubuh yang menarik. Singkatnya, tak ada satu pun dari mereka yang mau melakoni pekerjaan ini, bahkan sampai saat ini pun baik Amanda, Melinda dan Berlian ingin menyudahi pekerjaan namun kewajiban menafkahi anak, orang tua yang sudah renta di kampung halaman menjadi alasan terbesar ketiganya melakukan hal ini. Belum lagi, ancaman dicelakai sampai dibunuh jika berhenti dari pekerjaan saat ini menjadikan ketiganya masih menjalani meski penuh dengan keterpaksaan dan gejolak dalam batin.

Sayangnya, aku tidak bisa berbuat apa-apa bahkan setelah mendengar curhatan mereka. Malam berganti malam, mereka menjajakan tubuhnya kepada lelaki hidung belang. Uang yang didapatkan dikirim ke keluarga mereka di kampung. Tak dipungkiri, mereka cukup senang jika mendapatkan tip lebih dari pelanggan karena itu artinya bisa dilebihkan untuk uang jajanan anaknya maupun untuk diri mereka sendiri.

Pada akhirnya, hidup adalah soal perjalanan. Hitam putih perjalanan tiap manusia biarlah Tuhan yang menjudge. Sebagai manusia biasa, tugas kita hanyalah menjalani, tidak berpaling dari padaNYA dan terus menghamba tanpa mengenal lelah. (bersambung)

Selanjutnya 1 2 3

Komentar

Loading...