(Refleksi Menperingati Hari Bahasa dan Sumpah Pemuda)
Bahasa Indonesia; Nafas Kemerdekaan Bangsa

Peran Pemuda Masa Kini: Menjaga, Mengembangkan, dan Menyeimbangkan
Sebagai seorang guru bahasa Inggris, saya melihat langsung betapa kuatnya daya tarik bahasa asing di kalangan siswa. Bahasa Inggris kini menjadi kebutuhan untuk karier, pendidikan, dan komunikasi global.
Namun, yang sering terlupakan adalah pentingnya menempatkan bahasa asing dalam konteks yang tepat. Bahasa Inggris harus dipelajari sebagai bahasa pergaulan internasional, bukan sebagai simbol status sosial yang mengikis rasa bangga terhadap bahasa ibu sendiri.
Saya selalu menegaskan kepada peserta didik: “Gunakan bahasa Inggris untuk menembus dunia, tetapi gunakan bahasa Indonesia untuk membangun negeri.” Bahasa Indonesia harus tetap menjadi bahasa keseharian, bahasa ilmu, bahasa budaya, dan bahasa yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Sementara itu, bahasa daerah harus terus dibudayakan sebagai warisan identitas dan kebanggaan lokal yang memperkaya mosaik Indonesia.
Pemuda masa kini harus menyadari bahwa perjuangan mereka tidak lagi berwujud mengusir penjajah, melainkan melawan penjajahan baru yang lebih halus - penjajahan budaya dan mental.
Jika dahulu penjajahan datang melalui bedil dan kekuasaan, kini ia hadir melalui gaya hidup, media sosial, dan bahasa asing yang berpotensi menggusur bahasa ibu.
Karena itu, semangat Sumpah Pemuda harus terus hidup dalam diri generasi muda: menjunjung bahasa persatuan tanpa menutup diri dari dunia luar.
Baca Halaman Selanjutnya..





Komentar