(Refleksi Menperingati Hari Bahasa dan Sumpah Pemuda)
Bahasa Indonesia; Nafas Kemerdekaan Bangsa

Semangat Siti Soendari mengajarkan kepada kita bahwa penggunaan bahasa Indonesia bukan sekadar kebiasaan, tetapi tindakan politik yang mencerminkan cinta tanah air. Ia menunjukkan bahwa bahasa bukan hanya alat bicara, melainkan alat perjuangan.
Bahasa dan Batas Dunia
Filsuf Indonesia, Amsal Bahtiar, dalam bukunya Filsafat Ilmu, menegaskan bahwa “bahasa adalah batas dunia.” Artinya, sejauh mana seseorang mampu berbahasa, sejauh itu pula ia dapat memahami dan memengaruhi dunia.
Jika kita hanya menguasai satu bahasa, maka cakrawala pemahaman kita terbatas pada dunia itu saja. Namun, jika kita menguasai lebih dari satu bahasa, kita membuka diri terhadap pengetahuan dan pergaulan yang lebih luas.
Pandangan ini memberi makna mendalam bagi generasi muda masa kini. Menguasai bahasa Indonesia berarti menjaga akar dan identitas bangsa.
Sementara menguasai bahasa asing berarti memperluas wawasan dan jejaring global. Keduanya tidak perlu dipertentangkan, melainkan harus berjalan beriringan.
Sebagaimana dikatakan oleh Yudi Latif, bahasa daerah yang hidup di wilayah teritorial Indonesia sesungguhnya adalah bagian dari kekayaan bahasa Indonesia itu sendiri. Maka, menjaga bahasa daerah berarti memperkuat fondasi bahasa nasional.
Baca Halaman Selanjutnya..





Komentar