(Refleksi Menperingati Hari Bahasa dan Sumpah Pemuda)
Bahasa Indonesia; Nafas Kemerdekaan Bangsa

Oleh: Karsila Hayat
(Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Negara Universitas Muhammadia Maluku Utara)
Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, pemuda Indonesia hari ini dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah berat dibandingkan generasi terdahulu.
Jika dahulu mereka berjuang melawan penjajahan dengan bambu runcing dan tekad membara, maka kini generasi muda berjuang menjaga jati diri bangsa di tengah derasnya arus budaya dan bahasa asing yang kian mendominasi ruang publik.
Namun, untuk memahami peran pemuda hari ini, kita perlu menengok kembali ke masa sebelum Indonesia merdeka - masa ketika bahasa dan identitas bangsa berada di titik paling rentan dalam sejarah kita.
Sebelum Indonesia merdeka, bangsa ini hidup dalam cengkeraman penjajahan Belanda selama lebih dari tiga setengah abad.
Penguasaan bukan hanya dilakukan melalui senjata, tetapi juga lewat dominasi budaya dan bahasa. Bahasa Belanda dijadikan bahasa resmi dalam pemerintahan, sekolah, dan urusan hukum.
Sementara itu, bahasa-bahasa pribumi terpinggirkan dari ruang publik dan dianggap tidak layak digunakan dalam konteks resmi.
Situasi ini begitu memprihatinkan hingga membuat seorang pemuda Indonesia bernama Sunarjo, mahasiswa hukum di Universitas Leiden, merasa muak terhadap keadaan tersebut.
Baca Halaman Selanjutnya..





Komentar