1. Beranda
  2. Maluku Utara

Nazlatan: Pentingnya Terapkan Sistem Manajemen Talenta di ASN

Oleh ,

Sofifi, malutpost.com -- Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku Utara, Nazlatan Uhkra Kasuba sebut pentingnya  penerapan Sistem Manajemen Talenta di Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menurut Nazlatan, penerapan Sistem Manajemen Talenta bukan sekadar wacana teknokratis. Karena seruan politik yang menohok jantung problem birokrasi Malut, seperti praktik emosional, balas jasa dan politik dendam yang terlalu lama membelenggu tata kelola pemerintahan.

Manajemen talenta ASN pada hakikatnya adalah sistem meritokrasi. Artinya, pengelolaan aparatur dilakukan berdasarkan kompetensi, kinerja dan integritas, bukan karena hubungan pribadi, kedekatan politik, atau pertimbangan suka dan tidak suka. Sehingga sistem ini benar-benar dijalankan, maka pintu bagi birokrasi profesional di Maluku Utara akan terbuka lebar.

Makanya, Nazlatan mempertanyakan apakah Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda siap meninggalkan pola lama yang berbasis loyalitas politik sempit atau galian tidak. Karena sejarah birokrasi di Maluku Utara sudah sering menjadi korban tarik-menarik kepentingan. Sehingga orientasi pelayanan publik terabaikan.

Untuk itu, Nazla sapaan akrab Nazlatan mengingatkan dengan tegas bahwa masyarakat membutuhkan keadilan dan kesejahteraan, bukan drama politik balas dendam.

Editorial ini, lanjutnya, melihat momentum penerapan SK Kepala BKN Nomor 411 harus menjadi titik balik. Sehingga, dirinya selaku Komisi I DPRD Malut berkomitmen mengawal penerapan sistem tersebut.

“Pengawalan ini tidak boleh berhenti pada forum-forum resmi, melainkan perlu diwujudkan dalam kontrol ketat terhadap setiap mutasi, promosi, maupun rekrutmen ASN di lingkup Pemerintah Maluku Utara," jelasnya, Jumat (26/9/2025).

Yang jelas, Nazla menegaskan, meritokrasi bukan sekadar jargon, tapi fondasi bagi pelayanan publik yang berkeadilan dan pembangunan yang berkelanjutan.

“Maluku Utara tidak akan pernah maju jika birokrasi terus dikelola dengan pola transaksional. Kini, semua mata tertuju pada Gubernur Sherly Tjoanda. Apakah ia berani membuktikan diri sebagai pemimpin yang menanggalkan politik emosional, atau justru terjebak dalam pusaran lama? Rakyat Malut berhak menunggu jawabannya," tandasnya. (one)

Baca Juga