Darurat: Timur Belum Merdeka?

Ismail Syam

Di wilayah Maluku Utara Kabupaten Halmahera Utara, harga beras 25kg berkisar Rp 450.000. Harga yang cukup fantastis dibandingkan dengan provinsi dan daerah-daerah lain.

Belum lagi harga minyak tanah yang kerap melambung tinggi dikarenakan kelangkaan stok. Di daerah Taliabu harga minyak tanah menyentuh harga Rp 12.000 – Rp 17.000 per liter. Tentunya, harga tersebut sangat berdampak dengan pengeluaran kebutuhan rumah tangga.

Tidak stabilnya harga bahan pokok dan barang penting disebabkan karena kurangnya monitoring oleh lembaga terkait. Dampaknya, ketidakstabilan harga dimanfaatkan oleh oknum untuk melakukan penimbunan minyak tanah.

Setelah langka, barulah dijual dengan harga yang lebih tinggi sampai berkali-kali lipat dari harga normal. Rasa-rasanya seperti dijajah oleh negara sendiri.

Sumber daya diambil demi pertumbuhan ekonomi negara, tetapi masyarakat untuk merasakan kesejahteraan saja masih sulit. Inikah yang disebut dengan kemerdekaan, keadilan dan kemakmuran?

Sementara tuan-tuan dengan mobil mewah dan rumah tingkatnya kian berjejer sedangkan masyatakatnya merasakan penderitaan dan serba keterbatasan.

Serba keterbatasan menjadi mimpi buruk yang sampai saat ini harus dilalui masyatakat. Dalam serba keterbatasannya, kerap anak yang ingin sekolah saja harus bersusah payah.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...