Dukung Gizi dan Karakter Anak, Kemenag Malut Laksanakan Program MBG di Ternate

Kegiatan program MBG Kanwil Kemenag Maluku Utara.

Sofifi, malutpost.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara (Kanwil Kemenag Malut) melalui Bimbingan Masyarakat Buddha, bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Keagamaan Buddha di Maluku Utara, melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Minggu (20/07/2025) di Kota Ternate.

Program ini menyasar siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA, serta peserta Sekolah Minggu dari Sekolah Minggu Tunas Maitreya dan Pusdiklat Dhamma Siloka. Kegiatan juga melibatkan orang tua siswa, para guru, serta sejumlah majelis keagamaan Buddha, seperti Magabudhi, Mapanbumi, dan Majelis Tantra Kasogatan Zhenfozong.

Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Malut, Marsam, menjelaskan bahwa Program MBG tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, namun juga sebagai media pembentukan karakter.

"Program MBG di lembaga keagamaan bukan sekadar berbagi makanan bergizi, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk memahami nilai-nilai seperti rasa syukur, kepedulian terhadap sesama, toleransi, tenggang rasa, dan disiplin," kata Marsam.

Ia menambahkan, bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Asta Cita dan Asta Protas Kementerian Agama RI, khususnya dalam upaya memperkuat kerukunan antarumat beragama dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Maluku Utara, H. Amar Manaf, memberikan apresiasi atas pelaksanaan program ini. Menurutnya, MBG merupakan langkah nyata yang sangat relevan dalam menjawab tantangan pemenuhan gizi serta peningkatan kualitas generasi muda umat Buddha di daerah.

"Program seperti ini penting dalam mendukung pemenuhan asupan gizi anak dan pencegahan stunting. Harapannya, kualitas peserta didik atau generasi muda umat Buddha dapat meningkat baik secara fisik maupun mental-spiritual," jelas Amar.

Ia berharap, agar kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak komunitas, demi menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat dan berdaya saing. (nar)

Komentar

Loading...