Ternate, Malutpost.com — Internal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Maluku Utara (Malut) goyah. Ini menyusul 27 pimpinan cabang olahraga (Cabor) yang tergabung dalam Forum Bersama Pimpinan Cabor Malut dan Kabupaten/kota menyatakan sikap mosi tidak percaya atas kepemimpinan Djasman Abubakar. Ketua KONI Malut itu dinilai minim prestasi saat memimpin KONI hingga berdampak pada Olahraga Malut sejak 2024 lalu. Tak hanya itu Djasman juga disebut mengambil kebijakan yang semena-mena selama memimpin KONI.
Ketua Inisiator Forum Bersama Pimpinan Cabor Malut Mansur Sangaji menyatakan, forum yang dibentuk dengan melibatkan Cabor di Malut dan kabupaten kota, merupakan langkah menyikapi masalah internal KONI Malut yang sudah tak kondusif atau perlu dievaluasi.
“Karena itu kami menyatakan sikap mosi tidak percaya terhadap ketua Umum KONI Malut saat ini,” tegasnya saat konferensi Pers di Cafe and Resto Syamtalira, Senin malam (14/7).
Kata dia, pernyataan sikap mosi tidak percaya ini ditengarai 11 poin masalah. Diantaranya Ketua Umum KONI Malut Djasman Abubakar sejak memimpin KONI Malut minim prestasi, anggaran pengelolaan, pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi tidak ada sama sekali, kebijakan organisasi yang diskriminatif dan memberikan perhatian pada cabang olahraga tertentu, membuat kebijakan di internal KONI yang mengorbankan pimpinan kabupaten/kota lainnya. Semisal pemberhentian ketua KONI Kota Ternate yang menyalahi AD/ART dan lainnya.
Lanjut dia, ketua KONI lemah dalam berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) yang berdampak buruk bagi kepentingan olahraga. Kemudian utang Pra PON 2023 telah dicairkan oleh Pemda, namun belum direalisasikan pembayarannya. Selain itu Ketua KONI Malut membatalkan secara sepihak lokasi Porprov di Morotai yang sebelumnya tengah diputuskan dalam Rakerda KONI. Tak hanya itu Pimpinan KONI Malut memilih keluar daerah ketimbang merumuskan kepentingan persiapan PON 2024 di Aceh-Sumatera Utara.
Selanjutnya selama kepemimpinan Djasman tidak pernah melaksanakan Rakerda KONI Malut, selain itu agenda pekan Olahraga Nasional Beladiri yang disampaikan KONI Nasional justru tidak disampaikan dan lemahnya koordinasi KONI Malut dengan Pemda menyebabkan pemberian anggaran dana hibah tahun ini tak terealisasi.
“Dengan berbagai masalah ini. Kami 27 anggota KONI Malut yang telah memenuhi syarat menuntut Ketua KONI Malut Djasman mengundurkan diri dari jabatan. Kalau tidak ditindaklanjuti. Kami akan mengambil langkah melaksanakan Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) KONI Malut dengan meminta Ketua KONI Pusat agar menunjukkan Caretaker KONI Malut. Supaya bisa melaksanakan Munaslub KONI Malut dalam waktu singkat” desaknya.
Ia menyebut selama ini Ketua KONI Malut mengambil kebijakan yang bertentangan secara terang-terangan. Hal itu terlihat dari langkahnya yang merugikan Cabor yang ada.
“Kita merasa diasingkan. Untuk itu kami menginginkan perubahan. Kalau tidak Olahraga Malut akan mundur. Dalam waktu dekat kami juga akan melakukan pertemuan dengan Gubernur menyampaikan sikap ini,” pungkasnya. (mg-01/kun)