Meneguhkan Identitas Halmahera Timur di Tengah Arus Globalisasi

Muhammad Wahyudin

Mereka tidak lagi menggunakan akal sebagai alat untuk memahami realitas sosial dan mencari solusi. Mereka pasrah, menyerah, dan kehilangan semangat untuk menjadi tuan di negeri sendiri.

Padahal, kebangkitan masyarakat Halmahera Timur bukan hanya soal pembangunan fisik atau infrastruktur. Lebih penting dari itu adalah membangun kembali kesadaran kolektif yang bersandar pada keyakinan, adat, dan budaya.

Seperti dikatakan Baqir Shadr, ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar sebuah masyarakat bisa bangkit:
(1) memiliki ajaran yang benar,
(2) beriman kepada ajaran tersebut, dan
(3) memahami serta menginternalisasi ajaran itu dalam kehidupan sosial.

Baca Juga: FAGOGORU

Ketiganya harus berjalan bersamaan. Jika satu saja hilang, maka kebangkitan akan menjadi semu. Kini saatnya kita menatap masa depan Halmahera Timur dengan kesadaran baru.

Kesadaran bahwa kita tidak bisa terus bergantung pada luar. Kita tidak bisa terus meminjam cara berpikir orang lain untuk memahami diri kita sendiri. Kita harus membumikan kembali nilai-nilai lokal yang telah terbukti menjaga harmoni sosial selama berabad-abad.

Dan tugas ini tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah atau elit tertentu. Dibutuhkan manusia-manusia baru yang lahir dan tumbuh dari masyarakat yang memahami realitasnya secara langsung, yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan rakyat, yang tidak mengambil jarak, tetapi justru menjadi bagian dari perjuangan kolektif.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...