Santri Maluku Utara Siap Tampil di MQK Internasional 2025

Peluncuran penyelenggaraan MQKI ke-I dan MQKN ke-VIII Tahun 2025. (Foto: Kementerian Agama)

Jakarta, malutpost.com -- Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi meluncurkan penyelenggaraan Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) ke-I dan Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) ke-VIII Tahun 2025.

Peluncuran ini digelar dalam acara Kick Off Nasional MQK yang berlangsung di Jakarta, Selasa (8/7/2025), dan menjadi simbol dimulainya rangkaian kegiatan besar yang menjadikan pesantren sebagai pusat transformasi nilai, ilmu, dan peradaban Islam.

Dalam sambutannya, Menteri Agama KH. Nasaruddin Umar menekankan, bahwa MQK bukan sekadar perlombaan membaca kitab kuning, tetapi merupakan panggung strategis yang menampilkan peran pesantren dalam membangun peradaban Islam yang adaptif terhadap zaman, inklusif terhadap keberagaman, dan relevan secara global.

"Kitab kuning adalah tradisi hidup (living tradition). Kita tidak sedang mempertahankan masa lalu, tapi memperluas cakrawala pesantren sebagai pelaku utama peradaban regional dan global," tegas Menag Nasaruddin.

Mengusung tema besar "Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats", MQK 2025 hadir sebagai forum keilmuan yang menyuarakan isu-isu kontemporer, seperti krisis lingkungan global dan konflik kemanusiaan.

Menteri Agama menegaskan pentingnya memperluas tujuan syariat Islam (maqāṣid al-syarī‘ah) dengan menambahkan prinsip ḥifẓ al-bī’ah atau perlindungan lingkungan, sebagai bentuk komitmen ekologis dalam ajaran Islam.

"Pesantren harus menjadi pelopor ekoteologi Islam. Islam bukan hanya agama spiritual, tetapi juga etika ekologis," ujarnya.

Pihak Kementerian Agama berharap MQK menjadi platform epistemik dan moral untuk menyuarakan nilai-nilai Islam yang damai, ramah lingkungan, dan progresif, sekaligus menjadi jembatan diplomasi keilmuan antarnegara.

Dirjen Pendidikan Islam, Amien Suyitno, dalam laporannya menyampaikan bahwa MQK 2025 diikuti oleh 8.773 santri dari 1.218 lembaga pesantren di seluruh Indonesia. Proses seleksi dilakukan dengan prinsip objektivitas, efisiensi, dan keadilan akses bagi seluruh daerah.

Tak hanya itu, MQK 2025 juga diramaikan oleh berbagai kegiatan pendamping yang memperkuat karakter dan kemandirian pesantren, seperti Halaqah Ulama Internasional, Expo Kemandirian Pesantren, Macanang Bershalawat dan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara.

Puncak pelaksanaan MQKI dijadwalkan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan, sementara babak penyisihan akan digelar secara daring pada bulan September.

Santri dari negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, hingga Jerman turut ambil bagian, mempertegas bahwa MQK telah berkembang menjadi ajang internasional yang mempertemukan khazanah pesantren Indonesia dengan dunia global.

Menanggapi peluncuran MQK 2025, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku Utara, H. Amar Manaf, menyatakan dukungan penuh serta kesiapan untuk mengirimkan santri-santri terbaik dari Bumi Moloku Kie Raha dalam ajang bergengsi tersebut.

"MQK ini adalah wajah moderasi beragama dan kemandirian pesantren. Kami siap mengirimkan santri-santri terbaik dari Maluku Utara untuk berkontribusi dalam forum internasional ini," ujar H. Amar.

Ia menambahkan, MQK juga menjadi panggung strategis untuk memperkenalkan potensi pesantren-pesantren dari wilayah timur Indonesia, yang selama ini memiliki kontribusi besar dalam menjaga tradisi keilmuan Islam klasik serta menyebarkan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin.

Kementerian Agama melalui MQK mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan pesantren lebih dari sekadar lembaga pendidikan, melainkan sebagai pusat peradaban Islam yang transformatif dan membumi di tengah tantangan zaman. (nar)

Komentar

Loading...