Ironi Pertumbuhan Tertinggi Nasional di Maluku Utara
Oleh: Lalu Riza Singrapati, S.Tr. Stat.
(Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Kepulauan Sula)
Di atas kertas, Maluku Utara adalah provinsi juara. Badan Pusat Statistik (BPS) menobatkannya sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di seluruh Indonesia, mencapai angka fantastis 20,49% pada tahun 2023.
Angka ini empat kali lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi nasional dan seolah menjadi bukti keberhasilan pembangunan.
Baca Juga: Mari Torang Lia Maluku Utara Pake Data
Namun, jika kita mengupas lebih dalam di balik angka makro yang gemilang itu, kita akan menemukan sebuah ironi yang menyakitkan: kue pertumbuhan ekonomi yang besar itu tampaknya tidak terbagi secara adil kepada masyarakatnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi sebesar 49,07% terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Sebagai perbandingan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya menyumbang 4,25% dari total PDRB.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 9 Juli 2025
Di sinilah letak paradoksnya. Data BPS yang sama menunjukkan gambaran yang kontras pada tingkat mikro. Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Maluku Utara pada tahun 2024 adalah Rp 1.447.310 per bulan.
Angka ini ternyata berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai Rp 1.500.556 per bulan. Artinya, meskipun ekonomi provinsi ini tumbuh paling pesat, daya beli dan tingkat kesejahteraan rata-rata penduduknya masih tertinggal dari rata-rata warga Indonesia pada umumnya.
Baca Halaman Selanjutnya..