1. Beranda
  2. Opini

“Drama Kota, Jilid Dua”

Oleh ,

Oleh: Muhamad Asri Adende
(Pemuda Pulau Hiri dan Ketua Komunitas Eurecha)

Saat rezim otoriter mulai membuka diri dan melakukan reformasi, justru saat itu sistem jadi tidak stabil dan mudah jatuh. (Samuel P.huntington 1968)

Luka Lama Kembali Menguap

Di saat yang sama penulis mengingat secara saksama tulisan Opini terbitan Malut Post (4 agustus 2021) dengan judul "Drama 100 Hari Cinta tulus".

Di dalamnya penulis mencoba menganalisa situasi Pemerintahan dalam tubuh internal  pasangan  dengan tagline "Tulus" yaitu Tauhid Soleman Dan Jasri Usman selaku Walikota-Wakil Walikota pada periode Sebelumnya.

Baca Juga: Manuver atau Menjemput Bola

Awal mula kerenggangan terjadi karena Jasri Usman tidak diikut sertakan dalam pembahasan rapat kerja kebijakan kota baik pelantikan sekaligus pengukuhan eselon III(Tiga)~IV(Empat) sebanyak 89 Pejabat bahkan wakil juga tidak dilibatkan dalam pembentukan tim evaluasi ASN.

Kasuistik ini hampir sama dengan Nasri Abubakar yang berbeda adalah setelah keretakan mencuat dalam pemberitaan media Tauhid dan jasri mulai akur,publik merasa puas karena diantarnya sudah saling merangkul.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 8 Juli 2025

Tapi dibalik itu ada kecemasan tersembunyi.dan benar adanya Jasri Usman malah mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan sebagai Wakil walikota tercatat pada tahun 2023, menjadi pertayaan besar adalah Apakah Nasri Abubakar sebagai Wakil Walikota Melakukan hal serupa  atau seperti tagline "Amanah" kampanye keduanya?

Dan Atau akankah ia memilih diam seribu bahasa dan hanya menerima saja nasib sebagai wakil walikota yang hanya terpampang baliho disetiap sudut kota yang dengan demikian bisa dibilang tak diundang secara hormat dalam mengambil hasil keputusan penting?

Baca Halaman Selanjutnya..

Baca Juga