AI dan Kemudahan Baru dalam Dunia Riset

Witono Hardi

Walaupun AI mampu melakukan analisis statistik atau visualisasi data, makna yang dikandung oleh data tersebut hanya bisa ditafsirkan dengan mempertimbangkan latar belakang sosial, budaya, dan teori yang relevan.

Peneliti memiliki kapasitas untuk menilai mana yang bermakna secara ilmiah, bukan hanya secara teknis. Pertimbangan etis juga tidak bisa diserahkan kepada AI.

Isu seperti kerahasiaan data, persetujuan informan, dan dampak sosial dari temuan penelitian adalah wilayah yang membutuhkan nurani, tanggung jawab moral, dan kebijaksanaan, hal-hal yang tidak dimiliki mesin.

Dalam forum ilmiah seperti ujian atau sidang, peneliti harus mampu mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya. Di sinilah integritas, kejujuran, dan pemahaman mendalam diuji.

AI boleh saja membantu menyusun dokumen atau menyarankan referensi, tapi pemilik ilmu sejati tetaplah manusia yang memahami dan menguasai prosesnya dari awal hingga akhir.

AI hari ini adalah alat bantu yang luar biasa bagi peneliti. Ia mempercepat langkah, mempermudah proses, namun tetap menjadikan manusia sebagai pengendali utama dalam pencarian ilmu dan kebenaran ilmiah.

Ada hal konyol dalam dunia penelitian yang patut disorot yaitu demi mengejar "ketidakmiripan" atau persentase similarity serendah mungkin, sejak era Turnitin dan sejenisnya, para mahasiswa dan peneliti justru sibuk merekayasabahasa dengan teknik parafrase yang kadang merusak makna.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...