Pancasila Warisan Bersama

Aton Bagaskara Jafar, S.Pd

Peran yang dilakukan sebagai rasa empati akan permasalahan yang terjadi dalam keluarga biasanya muncul pada orang yang berbeda-beda. Sehingga peran yang dilakukan setiap individu atau kelompok terus berganti.

Perilaku ini terus berlanjut dalam kehidupan masyarakat; saling membantu sehingga memperkuat semangat kekeluargaan yang memperkokoh persatuan, serta memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Selain dari uraian diatas yang dikhususkan mencocokkan nilai-nilai dasar Pancasila yang relefan dengan nilai-nilai fagogoru. Perlu dikhususkan mengenai gotong royong yang menjadi intinya Pancasila.

Karena Ir. Soekarno sendiri perna berkata bahwa Pancasila yang memuat lima dasar ini dapat diperas menjadi tiga, yang disebut dengan Trisila dengan kandungan didalanya Sosionasionalisme, Sosiodemokrasi dan Ketuhanan.

Jika tidak suka dengan angka tiga maka Ir Soekarno bisa peras tiga menjadi satu, yang disebut dengan Ekasila yang kandungan di dalamnya adalah gotong royong.

Dari penjelasan Ir Soekarno ini dengan sendirinya menerangkan kepada kita bahwa substansi dari Pancasila adalah gotong royong. Dan harus kita akui bahwa gotong royong suda membudaya di seanteru Nusantara.

Umumnya masyarakat Maluku Utara jika ada acara perkawinan, dan hajatan orang meninggal atau hajatan lainnya pemuda akan mendirikan tenda, ambil kayu bakar, dan lain-lain. Begitu juga dengan ibu-ibu. Membuat kue, membuat makanan dan minuman, dan ini diistilahkan dengan leleyan atau babari.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...