PENDIDIKAN INDONESIA: Habis Gelap Terbitlah Gelap

Hal ini akan sangat berbahaya, Fasilitas pendidikan yang rusak, Laboratirium tidak memadai keterbatasan akses fasilitas, akibatnya berdampak kepada lembaga pendidikan yang nantinya memberikan regulasi baru terkait kenaikan pembayaran uang pendidikan untuk menjawab kebutuhan lembaga pendidikan.

Jhon C. Bock, dalam Education and Development : Conflick Meaning (1992), mengidentifikasi peran pendidikan ada tiga. Pertama : memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio kultural bangsa, kedua : Mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial dan ketiga untuk meratakan kesempatan dan pendapatan.

Namun lain hal degan paradigma pendidikan indonesia, Lembaga pendidikan seolah-olah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat, sistem-sistem pendidikan menjadi ancaman untuk anak peserta didik, kebijakan pemerintah menjadi mimpi buruk bagi rakyat yang ingin mengeyam pendidikan.

Hal ini sudah berlangsung lama, pendidikan yang seharusnya menjadi formulasi bagi kaum miskin yang melanjutkan nasib dan masa depan keluarga seakan akan menjadi mesin pembunuh.

Sungguh ironis jika membaca peta pendidikan indonesia sekarang ini. Hal ini dikarenakan Dominasi birokrasi dan kontrol politik yang terlalu berlebihan, pendidikan tidak mampu mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang diamantkan undang-undang.

Birokrasi dan sentralisasi dalam dunia pendidikan telah menimbulkan kultur birokrasi dilingkungan pendidikan, di universitas, rektor lebih setia berkorban bagi pejabat di atasnya daripada memperjuangkan nasib mahasiswanya, begitu juga pejabat atasan lebih setia kepada pimpinan daripada nasib rakyatnya.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...