Mengenang Gempa Bumi dan Tsunami Ambon 1674, Sebuah Pelajaran Membangun Masyarakat Tsunami Ready

Sesar Buru Selatan yang tepat berhadapan dengan Pulau Ambon di sisi Selatan. Meskipun dimensi segmennya relatif tidak terlalu besar, akan tetapi gempabumi yang disebabkan oleh sesar tersebut bisa saja menimbulkan longsoran yang kemudian membangkitkan tsunami di Pulau Ambon.
Wilayah Busur Banda ke arah Tenggara Pulau Ambon, yang dalam banyak catatan sejarah tsunami, beberapa tsunami di Ambon terjadi setelah kejadian gempa yang bersumber di wilayah ini.
Sesar-sesar kecil di utara Pulau Ambon, yang dapat membangkitkan gempabumi dan memicu longsoran. Longsoran dapat terjadi di bawah laut atau permukaan yang kemudian mengganggu badan air dalam skala besar dan membangkitkan tsunami.
Memperhatikan catatan sejarah dan sumber-sumber gempabumi di sekitar Pulau Ambon, maka kejadian tsunami di wilayah ini tidak hanya dibangkitkan oleh gempa, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh longsoran. Disamping itu keberadaan gunung api di Busur Banda, aktivitasnya bisa saja menjadi penyebab tsunami hingga ke pesisir Pulau Ambon.
UNESCO-IOC Tsunami Ready Galala dan Hative Kecil
Adalah dua desa di Teluk Ambon yaitu Galala dan Hative Kecil, yang masyarakatnya menyadari akan ancaman bahaya tsunami di wilayahnya.
Kesadaran ini muncul karena dua negeri (sebutan desa di Kota Ambon) ini mengalami beberapa kali tsunami, terakhir kali Tahun 1950, dimana salah satu penyintasnya Opa William Joseph dari dari Negeri Galala, masih hidup sehat hingga hari ini.
Bekerjasama dengan Pemerintah dalam hal ini BMKG, BPBD dan BNPB dan Lembaga lainnya, Negeri Galala dan Hative kecil menyiapkan 12 indikator Tsunami Ready Community yang dicanangkan oleh Unesco. Indikator tersebut meliputi aspek Assessment (Penilaian), Preparedness (Kesiapsiagaan), dan Response (Respon).
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar