Mengenang Gempa Bumi dan Tsunami Ambon 1674, Sebuah Pelajaran Membangun Masyarakat Tsunami Ready

Gempabumi tersebut diawali dengan gerakan bergelombang diikuti getaran kuat yang mengakibatkan Aula (Pasar) di Ambon, yang ditumpu oleh 60 pilar batu runtuh, beberapa bangunan hancur, dan empat orang tewas dalam reruntuhan.

Tsunami 19 April 1775, di Ambon sekitar jam 1.00 di Ambon paska guncangan kuat  disertai dengan gemuruh tanah yang berlangsung selama 5 menit. Air di Teluk berosilasi tinggi mengakibatkan sebuah kapal yang ditambatkan ditarik dengan kekuatan penuh ke belakang dan ke depan.

Tsunami 16 Desember 1841, di Ambon, Buru dan Ambalau, Buru Selatan, setelah gempa bumi yang terjadi jam 02.00. Tsunami mencapai ketinggian 1,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi, dan berulang kali menerjang pantai Teluk Ambon. Galala di sebelah barat Ambon.

Tsunami 24 Desember 1852, akibat gempa di Bandaneira pada sekitar jam 14.30. Sejumlah besar perahu-perahu di dermaga dan di lepas pantai Seram, dan desa-desa terapung di Pulau Gorong tergenang dan terpukul ke pantai bersama penduduknya. Tsunami menyebabkan sekitar 400 perahu rusak.

Tsunami 8 Oktober 1950, di Pulau Ambon Akibat Gempa Bumi yang Kuat

Tsunami 12 Maret 1983, di Ambon setinggi 3 m yang dibangkitkan oleh gempabumi berkekuatan M5.8 dengan koordinat gempa 4.4 LS, 128.5 BT, pada kedalaman 25 Km. Tsunami ini tidak menelan korban jiwa.

Banyaknya catatan kejadian tsunami di Pulau Ambon sesungguhnya tidaklah mengherankan. Letaknya yang berada di Laut Banda yang merupakan salah satu wilayah di Indonesia Timur dengan tataan tektonik yang komplek, menyebabkan wilayah ini memiliki banyak sekali sumber-sumber gempabumi yang bisa membangkitkan tsunami. Beberapa segmen sumber gempabumi yang signifikan diantaranya adalah:

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...