78 Tahun, HMI Kehilangan Icon Intelektual – Cendekiawan

Diakhir cacatan kritis saya ini. Saya ingin sampaikan bahwa diusia ke-78 Tahun HMI. Kader HMI harus belajar dan menjadikan “Nurcholish Madjid”, sebagai kiblat gerakan pembaharuan bagi tubuh HMI.

Karena bagi saya, sala satu kemunduran intelektual HMI disebabkan, karena kita tidak lagi menjadikan Cak Nur sebagai platfrom perjuangan HMI untuk dijadikan teladanan dalam membaca potret masa depan indonesia dan kondisi umat Islam hari ini.

Padahal pikiran-pikiran mercesuarnya guru bangsa kita Cak Nur sangatlah kontekstual dan relevan dengan era post truth hari ini. Bahkan telah begitu jelas, digambarkan oleh Cak Nur dalam kerangka NPD HMI.

Kita lupa bahwa Cak Nur telah menjadi pelita atau cahaya intelektual bagi kader HMI untuk melihat keluasan dunia, mengajarkan pada kita makna keragaman khasanah pemikiran keislaman, keindonesiaan dan kemodernan sebagai satu tarikan nafas.

Bagi penulis, Cak Nur telah membawa kita dari kesempitan dokrin yang kaku kepada kelana gagasan mercesuar yang amat menantang dan berkemajuan.

Cak Nur, telah menjadi “Renewal of thinking patterns to understand islamic” (pembaharun pola berfikir untuk memahami keislaman) untuk saya secara pribadi sekaligus membawa spirit kebangsaan untuk kita semua. “Masa depan peradaban berada ditangan kaum pemikir atau intelektual”. (Nurcholish Madjid). (*)

Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 6 Februari 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/02/kamis-6-februari-2025.html

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...