Berbeda dalam Iman, Bersatu dalam Kemanusiaan

Tapi Dia ada yang dibuat oleh imajinasi. Dalam konteks Tuhan (Allah SWT) dan Tuhan (Yesus) dengan demikian kita bisa pahaminya. Walaupun pada sisi lain, saya kurang sependapat kalau Yesus dan Allah itu disebut sama.
Karena secara kosmik Nabi Isa sa atau Yesus dikaitkan dengan Allah SWT itu bentuk dari kesalahan logis bernalar atau fallacy. Namun, pada dimensi kemanusiaan Nabi Isa atau disebut Yesus disifatkan dengan sifat Tuhan adalah kekasih Allah SWT membawa ajaran agama fitrah.
Jadi kita harus memahami merefleksikan kelahiran Yesus adalah sebagai Manusia (Isa sa). Kelahirannya membawa manifestasi sifat Allah SWT yaitu sifat eksistensi-Nya Allah sebagai yang Maha Pengasih.
Sebagaimana yang termaktub dalam lafaz "Bismillaahirrahmaanirahiim”, dengan menyebut, Nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Disini, menjadi jelas bahwa mengucapkan Natal kepada sudara-sudari kristen ialah sangat biasa atau dibolehkan bahkan sebagian besar ulama juga memperbolehkannya.
Karena bagi perspektif kita muslim memperingati hari Natal ialah memperingati kelahiran manusia Suci (Isa as). Jadi mengucapkan “Selamat Natal” dalam konteks kelahiran Isa sa bukan meyakini secara ke-Tuhananya.
Sehingga Natal harus kita letakan dalam makna kemanusiaan sebagai kelahiran manusia (Isa sa) ialah manifestasi kekasih Allah SWT. Pembawa risalah agama Universal.
Sesuai yang tergambar dalam Qur’an yang berbunyi: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Fitrah); sesuai Fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut Fitrah itu. Tidak ada perubahan pada penciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (Q.S Ar: Rum;30).
Tafsiran Toleransi, Natal dalam Pandangan Cak Nur antara Keimanan dan Kemanusiaan
Nama Nurcholish Madjid atau kerap, disapa Cak Nur. Tentuh, tidak asing lagi dalam telinga kita, khususnya dikalangan Intelektual Muslim Indonesia sejak Era 70-an sampai sekarang.
Yang memberi sumbangsi pencerahan dan kemajuan bagi semangat Ke-Islaman, Ke-Indonesiaan, Ke-Manusiaan serta ke-Modernan sebagai pemantik kritik dan mencerahkan bagi kita semua diakhir-akhir ini.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar