Pilgub dan “Keruntuhan” Narasi Besar

Mereka membentuk suatu ikatan yang oleh Benedict Anderson disebut komunitas terbayang sebagai ikatan kolektivitas, yang selama ini secara paksa dilempar bersama-sama, dimarginalkan oleh system politik negara;

Disebabkan ke dalam situasi di mana mereka harus menemukan cara-cara bertahan hidup dan secara emotif menjadi suatu kolektivitas besar.

Para penghuni kumuh, kaum dimarginalkan yang membentuk kolektivitas besar ini merupakan agen transformatif yang oleh Zizek disebut part of no part atau oleh Giorgio Agamben disebut Homo Sacer; mereka bagian dari hukum tetapi sekaligus disingkirkan dari hukum.

Semisalnya laporan JATAM baru-baru ini terkait industri keruk nikel di Halmahera menunjukkan, terdapat berbagai potensi bencana yang dipicu aktivitas tambang, terutama akibat penggusuran hutan sebagai pengatur tata air dalam ekosistem, dan penggusuran ruang hidup masyarakat.

Selain kekerasan yang berdimensi ekologi, aktivitas tambang menghadirkan berbagai kekerasan fisik dan psikis bagi masyarakat Halmahera dan pekerja tambang.

Laporan JATAM tersebutpun mengungkapkan berbagai ancaman, intimidasi, hingga kekerasan dilakukan kepolisian dan pemerintah desa untuk mendukung perampasan lahan dari masyarakat Halmahera, yang dilakukan perusahaan.

Jika kondisi perampasan tanah, kerusakan ekologi terus dipertahankan akan berujung pada semakin tingginya angka kemiskinan dan memperlebar jurang kedalaman kemiskinan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...