Diskursus Paham Syi’ah dan Marxisme Ali Syari’ati sebagai Instrumen Perlawanan terhadap Rezim Otoriter

Ali Syari'ati menegaskan bahwa perbedaan IsIam dengan pemahaman umum tentang agama sebagimana yang dikonsepsikan oleh Emile Durkheim dalam bentuk yang tidak ideologis karena menurut Durkheim agama adalah kumpulan warisan nenek moyang  dan perasaan perasaan pribadi " Ia tidak harus merupakan manifestasi dari semangat ideal semangat kemanusiaan sejati.

Jika Islam-nya dirubah dari bentuk madzhab ideologi menjadi sekedar pengetahuan kultural dan sekumpulan pengetahuan agama  dan kekuatan untuk melakukan suatu gerakan serta kesadaran sosial maka tidak akan memberikan kontribusi apapun di masyarakat.

Agama dan perubahan sosial memang dua hal yang berbeda  akan tetapi saling mempengaruhi ,  kesadaran beragama tidak dapat dipungkiri  tidak hanya sebagai aktivitas  ritual ketuhanan saja.

Namun agama juga menjadi rujukan dalam menyelesaikan problem hidup didunia, agama menempatkan diri sebagai lokomotif perubahan dimasyarakat seperti yang dianalisis oleh Max Weber" Tenang agama Protestan " Dan Robert Bellah tentang agama Tokugawa, dan Ali Syari'ati Agama IsIam.

Bagi Ali Syari'ati islam harus di ekspresikan dalam tindakan, teladan Imam Al Hussein di padang Karbala harus menjadi inspirasi bagi semua umat yang tertindas dan terasingkan didunia ini.

Jika kaum Syi'ah mengikuti teladan Imam Al Hussein dan memimpin semua bangsa didunia dalam kampanye melawan tirani, maka mereka dapat mendorong Imam yang selama ini ghaib dapat hadir kembali. Potret Syari'ati tampak besar, slogannya mewarnai seluruh langit iran ketika itu.

Subsistem Syi'ah merupakan kekuatan pergerak  khusus generasi muda untuk melakukan aksi revolusioner. Ali Syari'ati dalam tradisi Marxisme pada aspek konsepsi sejarah, hal yang membedakan dengan Marxisme dalam menerjemahkan cita cita dan strategis dan analisis Marxis untuk menjelaskan perkembangan masyarakat.

Perlawanan dan kritisisme terhadap kemapanan politik dan agama, hampir secara keseluruhan didasarkan pada pendekatan dan analisis Marxis. Bahkan ia menekankan bahwa manusia tidak akan mampu mengerti sejarah dan masyarakat tanpa pengetahuan tentang Marxisme.

Syari'ati membantah anggapan bahwa Karl Marx hanyalah materialis tulen yang memandang manusia sebagai mahluk yang tertarik pada hal hal sifat materi dan bukan hal hal yang ideal dan spiritual. Banyak karya Ali Syari'ati yang dipengaruhi Marxisme terutama dalam hal sejarah sebagai proses dialektika dan masa tertindas dalam kemapanan politik dan agama.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7

Komentar

Loading...