Tetaplah di Jalan Dakwah

Tentunya penempatan status demikian bukanlah tanpa alasan, apalagi sang penulis adalah tokoh non muslim. Namun sejarah membuktikan itu, diantara indikatornya ialah; pertama, sosok individunya dengan keberhasilan yang dikata spektakuler; kedua, karakteristik kepemimpinan dan politiknya; serta ketiga adalah keseimbangan dari apa yang dakwahkan, yakni Islam.

Mengapa tidak, ajaran yang dibawahnya melampaui zaman, menerobos batas sosial dan budaya serta kewilayahan bahkan menjadikan setiap individu menjadi lebih baik dengan transformasi diri yang dikenal dengan hijrah.

Maka sejatinya adalah kesalahan besar apabila mengatakan islam adalah agama yang menyebar luas karena ketajaman ujung pedang. Siarnya ajaran islam baik semasa Rasullah, Khulafaur Rasyidin, ataupun pada masa kedinastian ke penjuru dunia bahkan juga di Indonesia tak lain sejatinya adalah dakwa itu sendiri.

Maka jika demikian, membicarakan HMI tak sebatas mendefinisikannya sebagai organisasi mahasiswa semata, malainkan ia dipahami dan dimaknai sebagai salah satu dari sekian banyaknya istrumen dari keberlanjutan dakwa islam itu sendiri.

Karena jika hanya yang dibicarakan dalam sejarah peradaban islam adalah monumen-monumen fisik serta intrik politik dan siklus kekuasaan dalam islam, maka kita tak ubahnya bernostalgia dengan sejarah, lebih-lebih tak menemukan nilai dari sejarah itu sendiri.

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang merekonstruksi dan menjiwai sejarah perjuangannya tidak bisa melepas diri dari membicarakan Islam dalam konteks peradaban harusnya mampu menemukan indentitas, nilai dan esensi dari peradaban islam.

Sehingga membicarakan perjuangan ayahanda Lafran Pane dan 14 tokoh lainnya serta apa yang sudah ditorehkan dalam sejarah HMI dalam bingkai Keislaman, Kebangsaan dan Kemahasiswaan  adakah semata menemukan makna yakni sebuah keberlanjutan dari siar islam itu sendiri yang dalam hal ini adalah dakwah.

Dengan menginternalisasi identitas, nilai dan esensi dari peradaban islam sehingga mampu menemukan maknanya dalam berjuang, HMI memiliki sumber spirit perjuangan yang dikenal dengan Nilai-nilai Dasar Perjuangan (NDP) yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist.

Sebagai basis ideologi perlawanan, perjuangan dan jihad dalam menterjemahkan realitas sosial menuju tujuan HMI. Kalau ditelisik dan mencermati lebih jauh antara SPI dan SPH (begitu dikenal dalam materi), NDP dan Mission HMI-kita akan menemukan jawaban dari alasan penulis menyebut HMI sebagai jalan dakwah.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8

Komentar

Loading...