“TAFASOHO, JEJAK HIKAYAT PARA LELUHUR”

Laut kaspia menjadi menjadi titik pertemuan dagang yang faforit, para pedagang muslim memabwa kurma, gula,kapas, dan kain wol, juga peralatan dan baja dan gelas; mereka mengimpor barang dagangan seperti rempah-rempah, kapur barus, dan sutera dari Kawasan Asia yang lebih jauh.

Lalu apakah tafasoho itu, satu Hikayat menyebutkan asal usul nama tafasoho berasal dari komunitas orang berilmu yang di bimbing oleh (syaidina ibrahim), dimana sebelumnya daerah tersebut bernama mateketen yang berarti semenanjung atau tanjung, disebut semenanjung karena mateketen berada paling ujung apa bila di lihat dari sederet pulau-pulau kie raha. Hingga disebutkan bahwa kie raha ma surabi ma kie Besi.

Disebutkan nama tafasoho diambil dari potongan ayat Al-Quran surah Al-mujadilah ayat 11, yakni tafassahu fil Majlisi yang berarti berlapangan- lapangan dalam majelis, (syaidina ibrahim) mencoba meletakkan dasar pembelajaran ilmu tentang tasawuf di mateketen (syariat, Tarekat, Hakikat, ma’rifat). Ketika sudah semakin luas dan berkembang sehingga ilmu tasawuf ini kemudian tersohor pada masanya selanjutnya di sebut tafasoho (tasawuf yang Tersohor).

Berbeda pandangan yang di tulis M.S. Putuhena, hikayat tentang empat orang syekh ini bukanlah para syekh berpaham sy’iah, melainkan empat orang syekh di sebutkan bahwa mereka ini adalah sahabat dan juga murid dari (syaidina ibrahim), yang setelah mendudukan pondasi tasawuf di mateketen, selanjutnya memerintahkan untuk empat orang sahabat juga muridnya ini untuk mendawah kan islam ke ternate dan Halmahera muka dibawah oleh syekh mansur, ke tidore yang di bawa oleh syekh yakub, dan ke Halmahera belakang maba, Patani dan sekitarnya di bawah oleh syekh Amin dan syekh Umar. Pelaksanaan perintah tersebut karena di masa itu, Kerajaan-kerjaan di maluku masih bersifat kolano, sebelum berubah menjadi kesultanan. namun ini hanyalah Hikayat para leluruh yang masih di sampaikan hingga turun temurun kepada anak-cucu, sebagai warisan pengetahuan tentang Sejarah besar bangsanya sendiri.

Tidak hanya tentang tasawuf yang tersohor melainkan ada beberpa peninggalan yang sampai saat ini masih ada, yakni kota Raja yang di sebut-sebut sebagai batu arab yang memiliki nilai harga cukup fantastis selain itu juga bekas Rumah falajawa milik (syaidina ibrahim) yang di bangun pada masa itu sampai hari ini tidak di tumbuhi oleh rumpu-rumput dan pohon-pohon di lahan tersebut, Lokasi nya berada di palao dagai hingga hari ini masih di jaga.

satu wilayah paling timur yang dijajaki oleh imperium-imperium besar bangsa Arab dan Eropa. Pada posisi ini seharusnya, kita kembali membaca dan melacak sejarah bangsa kita, sebagai etika kultural yang perlu diskusikan. Hal demikian menjadi dasar untuk meletakkan arah bangsa yang berorentasi masa depan. Orisinalitas kebudayaan sebagai identitas promordial setiap bangsa, menjadi rujukan untuk mengarahkan suatu bangsa melalui catatan masa lalu, yang dibedah menjadi sebuah cara pandang kita memiliki nilai dan harus tumbuh dalam kehidupan berbangsa bahkan bernegara, demikian saran dan kritik diperlukan untuk kemajuan ke arah yang lebih baik. (*)

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...