“TAFASOHO, JEJAK HIKAYAT PARA LELUHUR”

Menyebutkan Tafasoho merupakan permukiman yang sudah cukup besar pada saat itu. diketahui bahwa pedagang arab melakukan suatu persinggahan ataupun menetap dalam suatu daerah tertentu manakala sudah ada aktifitas kehidupan di daerah tersebut. Olehnya tidak menutup kemungkinan hipotesa saya kepada para saudagar arab ini selain berdagang misi Islamisasi pun bisa terjadi di tafasofo.

Tentang islam di tafasoho, beberapa Hikayat menyebutkan bahwa pada mulanya ada salah seorang syekh Bernama (syaidina ibrahim) berkebangsaan Arab berasal dari kota Basrah Irak, hidup di masa ke khalifaan Bani Abbasiyah, melakukan perjalanan sampai ke Maluku dan singgah Tafasoho pulau makian. kemudian mendiami wilayah tersebut dalam waktu yang cukup lama, beliau di terima dengan baik oleh suku asli disana, yakni suku palanoa, dan menikahi salah seorang putri dari suku palanoa bernama Boki Mihir Migar, diriwayatkan bahwa (syaidina ibrahim) adalah seorang dengan adab, sopan santun serta tinggi ilmunya, beliau kemudian mendirikan kelompok-kelompok majelis dengan maksud mengajarkan Islam di tafasoho, diceritakan masyarakat tafasoho beranggapan bahwa beliau berasal dari Jawa, sehingga Masyarakat tafasoho kemudian membangunkan sebuah rumah sebagai tempat tinggalnya (syaidina ibrahim) yang selanjutnya disebut falajawa dalam bahasa Ternate bermakna rumah untuk orang Jawa, selanjutnya berkembang menjadi sebuah kompleks di Tafasoho (makian) saat ini. Sejalan dengan perkataan Hamka (1976) disinyalir bahwa pedagang-pedagang itu telah menikah dengan perempuan pribumi, berdiam di sana atau meninggal disana.

Kedatangan (syaidina ibrahim) terbilang cukup masuk akal sebagaimana hingga saat ini terdapat jejak peninggalan yang masih di rawat oleh masyarakat tafasoho tersebut, sebuah makam tua berukuran besar layaknya kuburan Arab, berukuran Panjang hampir tujuh meter olehnya masyarakat setempat menjadikan itu sebagai Keramat yang selanjutnya makam itu di sebut-sebut sebagai makan (syaidina ibrahim).

sejalan yang di tulis oleh seorang berkebangsaan libanon, Philip K. Hitti dalam History Of Arabs,Hal 428-430, menyebutkan bahwa orang islam di masa dinasti Abbasiyah lebih suka berdagang dari pada bertani, Pelabuhan-pelabuhan seperti baghdad , Bashrah, Siraf (siraf), penduduk siraf dan oman di kenal sebagai pasukan marinir dinasti Abbasiyah paling awal), Kairo, dan Iskandariyah segera berkembang menjadi pusat-pusat perdagangan darat dan laut yang akitf. Di sebelah timur, para pedagang islam telah menjelajah hingga ke cina, yang berdasarkan Riwayat berbahasa arab, telah di lakukan di masa dinasti abbasiyah yaitu khalifa ke 2 al-manshur.

sumber arab paling awal yang menyinggung tentang hubungan maritim arab dan Persia dengan india dan cina berasal dari laporan perjalanan Sulayman Al-Tajir dan para pedagang muslim lainnya pada abad ke tiga Hijriah. yang menjadi tulang punggung ini adalah sutera, yang merupakan konstribusi terbesar orang cina kepada dunia barat, dan biasanya menyusuri jalur perdagangan yang di sebut “Jalur Sutera” yang menyusuri Samarkand dan Turkistan cina.

Para pengusaha dari basrah yang membawa dagangan nya dengan kapal laut ke berbagai negri yang jauh, masing-masing membawa lebih dari satu juta dirham, biasanya di angkut secara estafet; hanya sedikit kafilah yang menempuh sendiri perjalanan sejauh itu, di riwayatkan bahwa sa’d ibn abi Waqqash, menjadi duta yang di kirim Nabi ke Cina, makam sa’d ibn abi Waqqash masih bisa di temuka di konton. Pada pertengan abad ke 8 telah di lakukan pertukaran Duta, dalam catatan cina abad itu, Kata Amir al-muminin, di ucapkan dengan hanmi mo mo ni”,Abu Al-abbas Khalifah dinasti Abassiyah pertama, A.bo Lo ba dan Harun, A. Lun.

Pada masa khalifah-khalifah itu terdapat sejumlah orang islam yang menetap di cina. Pada mulanya itu orang islam di kenal dengan sebutan “ta syih” dan kemudian Hui Hui. (pengikut Muhammad). Catatan pertama orang eropa yang menyebut tentang orang Saracen di cina adalah catatan perjalanan marko polo, adalah para pedagang muslim yang kemudian membawa islam ke negri kepulauan, pada tahun 1949 membentuk republik Indonesia serikat.

Baca halaman selanjutnya...

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...