Kilas Balik Hari Jadi Kecamatan Pulau Moti; 2 Dekade Penting Orang Moti dan Tanahnya

Perubahan terjadi dari makna penguasaan teritori berdasarkan sejarah dan hukumnya yang mereka yakini bersama, menjadi hanya pemaknaan Artificial seperti yang nampak dari pengunaan ungkapan-ungkapan tentang keaslian, komunitas, keharmonisan, ketertiban dan keadilan. Inilah yang disebut oleh Hobsbawn dengan istilah ‘invented traditional’ (Hilma safitri, 2019).
Masyarakat Moti sebagai orang-orang yang terikat erat dengan tanah dan komunitas mereka, komoditas lokal yang tumbuh alamiah di sepanjang luas lahan milik mereka, dan sumber-sumber kekayaan lain ternyata tidak lagi mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Pergeseran kekuatan komunal hampir tidak lagi ditemukan dalam tradisi nelayan orang-orang moti, di atas tanah milik mereka terdapat kesulitan mengakses pangan terus terjadi di beberapa kelurahan.
Kelurahan moti kota paling rentan kesulitan berkaitan dengan pangan. Pola pembangunan dari Pemerintah Kecamatan menurut saya tidak atau belum sampai pada titik pertumbuhan ekonomi secara kuat di kalangan masyarakat bawah.
Apa yang saya sebutkan diatas berkaitan dengan penelitian sebelumnya, bahwa penataan pola pengunaan tanah harus di tata kembali agar kemandirian dalam sisi pembangunan untuk menopang beberapa kekhwatiran kehilangan akses terkait sumber-sumber kehidupan terjadi.
Hal ini disebabkan karena tidak ada program yang kuat dari Pemerintah Kecamatan yang mengikat kembali tanah dengan masyarakat serta tidak didukung oleh reproduksi terkait alat-alat penunjang yang lain.
Sehinga luapan tulisan ini tentang hari jadi pulau moti yang ke 23 tahun adalah pengingat kembali tentang kisah dan cerita orang-orang moti yang tidak mendapatkan keadilan, kesejahteraan dan pertumbuhan dari sisi pembangunan telah di hapus dari ruang kerja pemerintah kota, maupun ruang kerja pemerintah kecamatan.
Bisa di bilang bahwa ini bukan kali pertama, keresahan masyarakat moti tentang semua masalah yang ada, tapi suara-suara itu tidak pernah di dengar oleh pemerintah, sementara masyarakat selalu berpartisipasi dalam program-program yang di turunkan.(*)
Komentar