O’hongana Manyawa dalam Kepungan Industri Ekstraktif

Dengan demikian, hutan tidak lain merupakan sumber ketahanan pangan, sumber pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan, sistem kepercayaan, dan keberlanjutan hidup O’Hongana Manyawa.

Merusak hutan sama dengan merusak ekosistem hidup O’Hongana Manyawa yang sudah terbangun ratusan bahkan mungkin ribuan tahun lamnya.

Di dalamnya termasuk spirit keluhuran yang sedemikian mempengaruhi baik-tidaknya keutuhan tatanan hidup O’Hongana Manyawa.

Siapa yang Peduli?
O'Hongana Manyawa atau komunitas suku Tobelo Dalam yang mendiami hutan Halmahera dikategorikan sebagai bagian dari uncontacted tribes (suku yang tidak dapat dijangkau) di Indonesia.

Pengkategorian itu juga sejalan dengan keberadaan mereka yang nomaden melalui aktivitas berburu-meramu guna memenuhi kebutuhan mereka.

Tragisnya, kini mereka sedang menghadapi ancaman serius dari ekspansi industri raksasa ekstraktif yang beroperasi semenjak dekade 1980-an.

Kehidupan komunitas ini diliputi ancaman nyata oleh semangat hilirisasi dan eksploitatif nikel secara besar-besaran di Halmahera. Lantas, siapa yang peduli saat mereka merasa terasing, diasingkan, atau barangkali lebih tepatnya terusir dari rumahnya sendiri.

Setidaknya sejak tahun 1952 telah muncul kebijakan pemerintah untuk memindahkan orang-orang Tobelo Dalam dari tengah hutan ke pemukiman permanen (kebijakan Resettlement) di sejumlah desa (Duncan, 2002; Martodirdjo, 1991; Utama, 2023).

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...