Oleh: Abd Gafur
(Kepala Seksi PPA II, Kanwil DJPb Provinsi Malut, Kementerian Keuangan)
Pulau Ternate dikenal sebagai salah satu permata tersembunyi. Dikelilingi oleh pemandangan alam yang memukau, kekayaan sejarah, dan budaya yang unik, Ternate menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dari tempat lain di Indonesia.
Ternate memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di era kolonial, yang meninggalkan warisan berupa benteng-benteng peninggalan Portugis dan Belanda, serta cerita-cerita tentang kerajaan-kerajaan lokal yang pernah berjaya.
Namun, meskipun kaya akan potensi wisata, Ternate masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan pariwisata sebagai sumber utama pendapatan daerah. Infrastruktur yang terbatas, kurangnya promosi, dan rendahnya kesadaran akan potensi wisata lokal menjadi beberapa hambatan yang harus diatasi.
Pengembangan pariwisata berbasis olahraga (sport tourism) tampaknya dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Perkembangan sport tourism yang pesat menjadi salah satu penggerak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Dikutip dari situs Kemenparkeraf, sport tourism diperkirakan akan menjadi tren pariwisata yang memiliki pasar cukup besar dengan pertumbuhan diperkirakan bisa mencapai Rp18.790 Triliun pada 2024.
Oleh karena itu, acara sport tourism seperti “Ternate Marathon” dapat menjadi platform untuk memperkenalkan Ternate kepada dunia. Jalan lingkar Pulau Ternate sepanjang 45 kilometer sangat cocok untuk penyelenggaraan event lari marathon di Ternate,
Dampak positif dari acara ini tidak hanya dirasakan selama penyelenggaraan, tetapi juga berpotensi membuka berbagai peluang ekonomi bagi masyarakat setempat yang memberikan efek jangka panjang dan berkelanjutan bagi perkembangan ekonomi Maluku Utara.
Potret Keberhasilan Borobudur Marathon.
Sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi ekonomi dan pariwisata, banyak daerah di Indonesia telah mengadopsi model acara olahraga yang berhasil menarik perhatian internasional.
Baca Halaman Selanjutnya..
Salah satu contoh sukses adalah Borobudur Marathon yang diadakan di sekitar Candi Borobudur yang ikonik di Jawa Tengah. Acara ini telah menjadi tonggak penting dalam promosi pariwisata dan pengembangan ekonomi lokal.
Borobudur Marathon 2023 bukan hanya sekadar ajang lari, tapi juga penggerak ekonomi daerah. Acara ini telah menarik lebih dari 10.000 pelari dari 32 negara dan 50.000 wisatawan ke kawasan Borobudur. Selama acara, tingkat okupansi hotel mencapai 90%, dan pendapatan sektor perhotelan serta restoran meningkat lebih dari 30%.
Lebih dari 1.000 tenaga kerja sementara dipekerjakan, dan UKM lokal melaporkan peningkatan penjualan hingga 50%. Sekitar 100 UKM yang berpartisipasi dalam bazar mengalami peningkatan omzet rata-rata Rp 5 juta per hari. Pemerintah daerah juga menginvestasikan Rp10 miliar untuk perbaikan infrastruktur.
Potret diatas memperlihatkan betapa event Borobudur Marathon telah menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru untuk kesejahteraan masyarakat local yang tentu dapat dijadikan benchmark pada event “Ternate Marathon”.
Strategi Penyelenggaraan Ternate Marathon
Mencontoh kesuksesan Borobudur Marathon, Ternate Marathon bisa menjadi penggerak ekonomi dan pariwisata di Maluku Utara. Untuk mencapai hal ini, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah.
Pertama, Ternate Marathon harus dipromosikan secara agresif dengan memanfaatkan media sosial, kerjasama dengan influencer, dan liputan media untuk menarik lebih banyak peserta dan wisatawan.
Kedua, menambahkan elemen budaya lokal ke dalam acara yang akan menambah daya Tarik seperti tarian tradisional dan kuliner khas.
Ketiga, melibatkan sektor swasta, terutama perusahaan tambang sebagai sponsor untuk pendanaan dan logistik. Hadiah bisa lebih dimaksimalkan melebihi event serupa, untuk memberi daya tawar yang lebih baik.
Baca Halaman Selanjutnya..
Keempat, memberikan pelatihan bagi masyarakat lokal tentang manajemen acara, pelayanan wisata, dan pemasaran produk lokal yang akan meningkatkan keterampilan mereka.
Dan terakhir, investasi pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Daerah, seperti perbaikan jalan, peningkatan fasilitas umum, dan penyediaan transportasi yang memadai.
Kesimpulan
Ternate Marathon memiliki potensi besar untuk menggerakkan roda perekonomian lokal, seperti yang telah dibuktikan oleh Borobudur Marathon di Jawa Tengah.
Dengan strategi yang tepat, termasuk peningkatan promosi, integrasi budaya, kemitraan dengan sektor swasta, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan infrastruktur, Ternate dapat menciptakan multiplier effect ekonomi yang signifikan.
Melalui sinergi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat lokal, Ternate Marathon diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam upaya menjadikan Ternate sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang kuat, acara ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ternate dan memperkenalkan keindahan pulau ini ke panggung internasional.(*)
*) tulisan ini merupakan pendapat probadi dan tidak mencerminkan kebijakan insitusi penulis.
Opini ini sudah terbit dikoran Malut Post edisi. Kamis 6 Juni 2024.