Soal Etika dan Putusan MKD DPR RI
Oleh: Indra Abidin, S.Pd,. M.Pd.
(Akademisi Univ. Bumi Hijrah (Unibrah) Maluku Utara)
Diskursus tentang ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ berarti upaya memahami bangsa dan negara secara utuh. Proses mencerdaskan itu, pertama-tama dimulai dari lingkungan sosial masyarakat.
Oleh karena itu, lingkungan mengambil peran yang fundamental. Murtiningsih (dalam Hasan, 1987) apabila seseorang hidup dalam lingkungan yang kondusif bagi terjadinya perubahan-perubahan sosial-budaya, pembentukan pribadinya akan berlangsung intensif.
Baca di: Koran Digital Malut Post Edisi Rabu, 19 November 2025
Dengan tumbuhnya kesadaran kritis semacam ini, lingkungan dengan budaya aktif mengerjakan tugas mencerdaskan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945, tidak hanya diartikan mencerdaskan individu, melainkan secara kelembagaan.
Dalam konteks ini, soal yang pertama mengenai lingkungan lembaga yang memiliki korelasi dengan pedoman perilaku individu.
Kata lain, perilaku individu yang terbentuk dari suatu lembaga, termasuk budayanya akan mendukung proses mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari sinilah, kemampuan berpikir yang berlangsung secara utuh akan melahirkan tindakan dan perilaku beretika.
Politik yang Toleran
Pentingnya tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara, yang mengerti bahwa etika sebagai rujukan dalam berperilaku; guna membentuk kehidupan bangsa sebagaimana mestinya. Penggunaan frasa ‘warga negara’ berarti status hukum yang melekat padanya.
Kesadaran untuk tumbuh sebagai suatu bangsa yang maju, mengakar dan dikuatkan dengan tradisi intelektual adalah tugas yang disebut sebagai warga negara.
Baca Halaman Selanjutnya..