Weda Harus Segera Menjadi Pusat Trauma Maluku Utara
Oleh: dr. Akbar Kapissa Baharsyah
(Residen Bedah FK Unhas - Ex Direktur LKMI HMI Cabang Makassar Timur)
Ketika sirene ambulans meraung di tengah malam dari kawasan industri Weda menuju rumah sakit terdekat, waktu seolah berubah menjadi taruhan. Setiap menit yang terlewat bisa menentukan apakah seorang pekerja tambang dapat diselamatkan atau tidak.
Di bentang Halmahera yang kini menjadi urat nadi industri nikel nasional, kecelakaan kerja telah menjelma menjadi kenyataan sehari-hari yang tak bisa lagi diabaikan.
Dari Halmahera Tengah, Halmahera Timur, hingga Pulau Obi, deretan kasus kecelakaan di lokasi tambang menunjukkan satu hal yang tak terbantahkan: Maluku Utara membutuhkan pusat trauma di Weda, dan kebutuhan itu bersifat mendesak.
Angka Kecelakaam Kerja yang Tak bisa Diabaikan
Data resmi memperlihatkan potret yang memprihatinkan. Sepanjang tahun 2024, sedikitnya 72 pekerja di Halmahera Tengah mengalami kecelakaan kerja, dan 25 di antaranya meninggal dunia.
Tahun sebelumnya, dari total 155 kasus kecelakaan kerja di seluruh Maluku Utara, 131 kasus berasal dari Halmahera Tengah, sebagian besar di kawasan industri PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Hingga pertengahan 2025, angka ini meningkat tajam: lebih dari 500 kasus kecelakaan kerja telah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi, menjadikan Maluku Utara sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia bagian timur.
Baca Halaman Selanjutnya..