1. Beranda
  2. Halmahera Barat

PT. Intim Kara Diduga Beraktivitas Tanpa Izin di Sungai Ake Toniku

Oleh ,

Jailolo, malutpost.com -- Warga Desa Tabadama, Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut) dikagetkan dengan aktivitas galian C yang diduga beraktivitas tanpa izin di Sungai Ake Toniku. Aktivitas itu, diduga dilakukan oleh PT. Intim Kara dan sub kontraktor.

Warga Desa Tabadama, Supardi Nasir, mengatakan, warga Desa Tabadamai mulai dikagetkan dengan pembongkaran tembok alam dinding sungai (kali kabi) atau sungai Ake Toniku. Pasalnya, tempat yang biasanya dijadikan rekreasi atau tempat wisata itu sudah di porak-porandakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

“Kami sampaikan ini kepada pemerintah desa (Pemdes), seolah-olah ini bukan masalah. Karena sampai saat ini belum ada respons atas kerusakan lingkungan yang di buat hingga batuan dan pepohonan terbengkalai," ungkapnya, Sabtu (11/10/2025).

“Sekali lagi kami akan melakukan pelaporan atas perbuatan yang merusak lingkungan, karena dampak ini akan kami rasakan di kemudian hari," sambungnya.

Dirinya mengaku, selain oknum Sub-kon proyek blackwater yang ada di Desa Toniku, ada juga perusahaan PT. Intim Kara yang sampai saat ini masih aktif beroperasi dan melakukan bongkar muat galian batuan di dalam sungai Ake Toniku atau area Timur kali kabi.

“Kami merasa sesal atas kejadian ini, karena badan sungai yang mengalir ke hulu kini telah menjadi lebar tanpa normalisasi badan sungai. Akibatnya debit air yang keluar ketika curah hujan semakin lebat di pegunungan yang berdampak banjir," akunya.

Supardi bilang, adapun area yang sering terdampak banjir adalah Desa Toniku, Dusun Tabanga II, Desa Tabadamai dan Desa Rioribati. “Kami harap, warga Desa Tabadamai dapat melakukan pelaporan atas tindakan yang tidak dapat di toleransi ini.  Sebab menabrak menejemen penanganan proyek dan melewati ketentuan yang diatur oleh Undang-undang Lingkungan Hidup," tegasnya.

Dia manambahkan, galian C batuan diduga tanpa izin itu diambil untuk proyek penangkis atau pemecah ombak di Desa Toniku. “Itu diambil material batu di kali baru dibawa ke Desa Toniku, untuk  penangkis ombak.

Tapi batu itu tidak sesuai spack, kan penangkis ombak. Harus pakai batu utuh, bukan batu peca," tandasnya. (one)

Baca Juga