1. Beranda
  2. Maluku Utara

Festival Nyao Fufu di Ternate Telan APBD Pemprov Maluku Utara 400 Juta

Oleh ,

Ternate, malutpost.com -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara mengalokasikan anggaran Rp 400 juta dari APBD Induk 2025 untuk Festival Nyao Fufu yang digelar di Dufa-Dufa, Kota Ternate hari ini, Senin (6/10/2025).

Festival ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun Provinsi Maluku Utara ke-26.

Kepala DKP Maluku Utara, Fauji Momole mengatakan, bahwa Festival Nyao Fufu tahun ini bersinergi dengan momen HUT provinsi, sehingga mendapatkan perhatian khusus dalam pendanaannya.

"Festival ini karena beririsan dengan Hari Ulang Tahun Provinsi Malut, maka menjadi bagian dari rangkaian perayaan tersebut. Dari anggaran yang ada, kami upayakan untuk memaksimalkan seluruh kebutuhan teknis di lapangan," kata Fauji, Senin (6/10/2025).

Fauji juga menyebut, bahwa belanja ikan untuk festival ini diambil dari anggaran Rp 400 juta tersebut. Namun, DKP juga menerapkan pendekatan kolaboratif dengan para nelayan lokal sebagai bentuk partisipasi masyarakat.

"Belanja ikan sendiri dari anggaran Rp 400 juta itu. Tapi kita coba taktis, mana yang bisa kita backup. Ini bentuk kolaborasi dengan nelayan juga, jadi ada partisipasi sedikit-sedikit dari mereka," tambahnya.

Fauji menambahkan, bahwa panitia Festival Nyao Fufu bersama tim dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) telah mencatat bahwa sebanyak 6 ton 62 kilogram ikan telah disiapkan dan digunakan dalam festival pengasapan ikan tersebut. Ikan yang digunakan memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari 0,7 kilogram hingga lebih dari 1 kilogram per ekor.

Fauji optimis bahwa Festival Nyao Fufu tahun ini mampu memecahkan rekor MURI sebagai festival pengasapan ikan terbanyak yang pernah digelar di Indonesia.

"Dari data yang dihimpun dan yang menyaksikan langsung di lapangan hari ini, kami optimis rekor MURI bisa dicapai," ujarnya.

Meskipun berlangsung meriah, namun pantauan dilapangan menyebutkan sejumlah warga mengeluhkan tidak mendapatkan ikan saat festival berlangsung. Menanggapi hal ini, Fauji menjelaskan bahwa kendala tersebut disebabkan oleh cuaca buruk sejak malam hari, yang menyebabkan keterlambatan dalam proses persiapan teknis.

"Bukan tidak dapat ikan, tapi karena sejak malam cuaca hujan deras, jadi mempengaruhi proses pengasapan yang semula dijadwalkan mulai pukul 08.00 pagi, namun harus mengalami pergeseran waktu," kata Fauji.

"Seharusnya sejak tadi malam itu sudah disiapkan tempat pengasapan. Namun ada keterlambatan suplai ikan, mestinya secara teknis semalam sudah klir," tambah Fauji.

Festival Nyao Fufu merupakan tradisi lokal masyarakat yang mengangkat kearifan lokal dalam pengolahan dan pelestarian ikan. Melalui kegiatan ini, DKP berharap dapat mengangkat sektor perikanan sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat Maluku Utara. (nar)

Baca Juga