Rusak Moral , Akibat Konten Kreator tak Mendidik
Oleh: Gunawan Soamole
(Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unkhair)
Perkembangan Teknologi Digital yang saat ini sangat cepat membuat peyebaran informasi juga sangat cepat sehingga, beberapa orang melihat ini sebagai peluang dalam mencari pendapan melalui konten-konten yang dibuat.
Namun, terjadi salah penerapan konten yang tidak mengedukasi. Sadar dan tidak sadar kita di bentuk oleh budaya dan tradisi yang kuat hal ini, adalah identitas yang kita pertahankan dari sejak dulu.
Akan tetapi, kita tidak menyadari bahwa budaya tentang moral dan identitas mulai hilang lewat konten-konten yang kita buat apalagi konten berupa makian dan cacian yang kita anggap itu adalah candaan.
Dibalik maksud candaan ini mungkin saja ada hal buruk yang dipelajari anak-anak generasi yang akan datang sehingga mereka menganggap bahasa cacian bisa digunakan dalam melontarkan candaan kepada teman dan orang terdekat mereka.
Maluku Utara sedang menghadapi hal demikian yang mana masyarakat mulai mencari pendapatan melalui konten-konten digital namun, kita masih salah pemahaman bahwa konten yang baik adalah konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.
Candaan harus pada porsinya artinya kita selalu melihat situasi dimana dan di tempat apa kita melontarkan bahasa candaan sehingga tidak merugikan atau menyinggung orang lain.
Kita harus lebih sadar bahwa konsekuensi dari candaan sangat besar apalagi dalam media sosial misalnya Tiktok yang sampai saat ini indeks penggunaan tiktok terbanyak salah satunya adalah Indonesia sekitar 194 juta pengguna pada Juli 2025 menurut laporan (detaloka.id)
Baca Halaman Selanjutnya..