Berdayakan Kelompok Tani Kembangkan Budidaya Lebah Trigona di Desa Bobaneigo Madihutu
Halbar, malutpost.com -- Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan keterampilan budidaya lebah Trigona kepada masyarakat, Tim Dosen Fakultas Pertanian Unkhair melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pemberdayaan kelompok Tani di Desa Bobaneiho Madihutu, Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara.
Kegiatan yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat itu berlangsung sejak Juni hingga Agustus lalu.
Ketua tim, Dr. Lily Ishak menjelaskan lebah Trigona ini merupakan salah satu jenis lebah tanpa sengat. Dia memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama dari produksi madu dan propolis.
“Harapannya lewat pelatihan ini para petani dapat mengembangkan usaha budidaya lebah sebagai alternatif mata pencaharian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,”ungkapnya mewakili rekan setim, Ir. Aqshan Shadikin Nurdin, drh. Sri Wahyuni, M.Si, dan mantan rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam, M.Hum serta mahasiswa Prodi Peternakan dan Kehutanan, Fakultas Pertanian Unkhair.
Lily mengaku kegiatan mencakup beberapa tahapan. mulai dari sosialisasi terkait manfaat lebah Trigona, teknik pembuatan dan pemeliharaan koloni, hingga strategi pemasaran hasil produk lebah. Para peserta juga dibekali dengan pengetahuan praktis melalui sesi pelatihan langsung di lapangan.
“Kegiatan PKM ini sangat bermanfaat bagi ibu rumah tangga di sekitar Desa Bobaneigo Madihutu, baik secara ekonomi maupun sosial,”akunya.
Lily memaparkan budidaya lebah Trigona tidak memerlukan lahan luas dan bisa dilakukan di pekarangan rumah, sehingga sangat cocok untuk ibu rumah tangga. Produk dari lebah Trigona berup madu dan propolis memiliki nilai jual tinggi dan dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
Mereka dibekali juga pelatihan praktis mengenai teknik beternak lebah, perawatan koloni, dan panen produk lebah. juga mencakup pengemasan dan pemasaran produk, sehingga ibu rumah tangga dapat menjadi pelaku usaha mandiri.
“Dengan begitu mereka dapat membantu penuhi kebutuhan rumah tangga atau biaya pendidikan anak serta waktu luang di rumah dapat digunakan untuk kegiatan produktid yang bernilai ekonomi dan bermanfaat jangka panjang,”tambahnya.
Lebih jauh, dia menambahkan Budidaya lebah trigona dipilih karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk lingkungan tropis seperti Halmahera. Juga, ramah lingkungan. Budidaya lebah madu Trigona memiliki banyak keunggulan. Namun, juga menghadapi tantangan, terutama bagi peternak pemula. Keterbatasan pakan seperti nektar dan polen menjadi kendala utama, sehingga perlu penanaman tanaman berbunga di sekitar lokasi.
Selain itu, kondisi cuaca ekstrem dapat menganggu aktivitas lebah dan merusak sarang jika tidak dilindungi dengan baik. Tantangan budidaya lebah trigona juga mencakup serangan predator seperti semut dan kadal yang dapat menurunkan populasi koloni.
Dari sisi ekonomi, kata Lily, pemasaran madu masih terbatas karena kurangnya pemahaman konsumen, sehingga dibutuhkan edukasi dan promosi. ketersediaan stup berkualitas masih minim dan harganya cukup mahal. Oleh karena itu, pendampingan berkelanjutan dan kolaborasi antarpihak sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan budidaya.
“Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan ketrampilan teknis budidaya lebah. Tetapi, juga menyasar penguatan kelembagaan kelompok tani, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta pelatihan pemasaran produk berbasis hasil ternak lebah seperti madu dan propolis.
Dia mengaku bersyukur atas sambutan antusias dari masyarakat dan berharap dapat terus menjalin kemitraan dengan pihak perguruan tinggi guna meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan ekonomi. Apalagi potensi lebah Trigona di wilayah Desa Bobaneigo cukup besar.
“Harapannya setelah pelatihan ini selesai, kelompok tani di Desa Bobaneigo Madihutu dapat mengembangkan usaha budidaya lebah Trigona secara mandiri dan berkelanjutan, serta menjadi contoh pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal,”pungkasnya. (uty/pn)