Republik Penuh Kecemasan

Kenapa demikian? Karena sedikit saja kamu berani bersuara, berekspresi atas kebijakan yang menimbulkan ketimpangan begitu besar. Akan dituduh subversif dan pembangkang; bahkan ironisnya, para petinggi negeri ini lantang berteriak di media_namun mendadak bisu, saat rakyat datang mengetuk pintu.
Mengingatan kita kembali; tentang serangkaian kasus kekerasan massal seperti tragedi 1998 dan Kanjuruhan, serta pelanggaran terhadap peraturan yang mengakibatkan dampak negatif yang signifikan, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Hal ini disebabkan oleh persistensi disfungsi sistemik yang masih diabaikan oleh sebagian pemangku kekuasaan. Tuntutan masyarakat tidak lain adalah terciptanya stabilitas dan keamanan dalam kehidupan.
Namun, irasionalitas para pemimpin yang cenderung mengabaikan hak-hak fundamental warga negara telah memicu konflik internal yang berkepanjangan. Mulai dari perampasan ruang hidup, pekerjaan, hingga pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang telah dijamin oleh konstitusi.
Berbagai kecaman dan kecemasan masyarakat seringkali diabaikan dan tidak dianggap sebagai bentuk perjuangan yang sah, melainkan hanya sebagai perlawanan biasa.
Situasi ini sungguh ironis dan memprihatinkan, karena kita hidup dalam sebuah negara yang seharusnya melindungi dan melayani rakyatnya, namun justru menjadi sumber penderitaan bagi mereka yang berada di dalamnya.
*
Pada dewasa ini, publik marah karena kegagalan wakil rakyat dalam menjalankan mandat mereka sebagai pelayan publik. Kesombongan dan kesembronoan dalam mengimplementasikan fungsi legislasi dan pengawasan telah menimbulkan kesenjangan yang mendalam di kalangan masyarakat.
Baca Halaman Selanjutnya..





Komentar